Negara tetangga terdekat Indonesia, Malaysia harus ikut terkena dampak dari virus corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut melambat. Bahkan ikut berdampak terhadap para pebisnis.
Virus ini juga memicu anjloknya nilai tukar ringgit dengan anjloknya indeks saham Malaysia hingga hampir 10%! Jelas saja hal ini membuat kekayaan para taipan Malaysia menjadi turun.
Baca Juga: Pemilik Hotel Shangri-La Masih Jadi Orang Terkaya di Malaysia Selama Lebih dari 20 Tahun
Di tambah, Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang resign pada akhir Februari kian memperbutuk keadaan dan membuat indeks sahamnya turun lebih dalam.
Alhasil, total kekayaan 50 orang terkaya Malaysia tahun ini turun 7% menjadi USD79 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian dilansir dari Forbes, Rabu (4/3/2020) lalu.
Kondisi ekonomi global memang tengah tidak begitu kondusif. Lantaran terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Hal tersebut membuat investor menjual saham perbankan Malaysia, seiring dengan proyeksi bank sentralnya untuk menurunkan suku bunga.
Pada bulan Mei 2019 lalu, bank sentral Malaysia memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2016. Pemangkasan selanjutnya terjadi pada Januari 2020, dan membuat suku bunga negara tersebut berada di posisi 2,75%.
Kini, di tambah adanya wabah virus Covid-19 menambah beban bagi industri keuangan Malaysia, yang membuat pelaku pasar memproyeksi akan terjadi lagi pemangkasan suku bunga.