Sebagaimana diketahui bahwa hubungan Pemerintah Amerika Serikat dengan Huawei memang cukup meradang. Baru-baru ini, Pemerintah Amerika Serikat melayangkan tuduhan bahwa Huawei memiliki akses backdoor ke jaringan yang menggunakan peralatan mereka.
Backdoor tersebut biasanya digunakan untuk tujuan penegakan hukum dan telah digunakan oleh Huawei selama lebih dari satu dekade.
Dilansir dari The Verge di Jakarta, Rabu (12/2/2020) otoritas AS mengatakan akses ini telah ada sejak tahun 2009 di beberapa peralatan untuk membangun jaringan 4G.
Baca Juga: Kedutaan China di Prancis: Jangan Diskriminasi Huawei Dong, Tak Berdasar!
Lalu, mereka melaporkan temuan ini dalam rapat tertutup dengan otoritas dan perusahaan telekomunikasi di Jerman dan Inggris pada akhir 2019.
Laporan tersebut datang saat hubungan antara Huawei dan pemerintah AS yang memang sedang tidak akur. Pemerintah AS juga selalu mendesak sekutunya untuk tidak melibatkan Huawei dalam proyek pembangunan jaringan 5G, tapi mereka tidak pernah memberikan alasan dan bukti yang spesifik tentang ancaman Huawei ini.
Backdoor ini ditanamkan untuk tujuan penegakan hukum di komponen jaringan seperti base stations, antena dan switching gear. Otoritas AS mengklaim backdoor ini dirancang agar bisa digunakan oleh Huawei.
"Kami memiliki bukti bahwa Huawei memiliki kemampuan untuk secara diam-diam mengakses informasi sensitif dan pribadi dalam sistem yang mereka rawat dan jual di seluruh dunia," kata penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien kepada Wall Street Journal.
Masih belum diketahui indikasi apakah kemampuan yang dilayangkan pernah digunakan oleh Huawei. Tapi otoritas AS mengatakan bahwa operator yang membeli peralatan jaringan dari Huawei tidak menyadari akses yang dimiliki perusahaan asal China tersebut.
Tak tinggal diam, Chief Security Officer Huawei Technologies USA, Andy Purdy membantah keras tuduhan tersebut. Meski demikian, ia mengaku tuduhan ini tidak mengejutkan mengingat hubungan Huawei-AS yang terus memanas.
"Kami dengan keras membantah tuduhan bahwa kami memiliki kemampuan seperti itu. Kami juga menyangkal bahwa kami pernah mengakses informasi pelanggan atau data pelanggan dengan tidak tepat," jelas Purdy.
"AS enggan mempertimbangkan fakta dan bukti, dan mereka akan melakukan apa saja untuk memblokir kemampuan kami untuk menyediakan produk ke jaringan komunikasi di seluruh dunia," sambungnya.