Zaman yang semakin canggih membuat banyak pengusaha perhotelan non bintang lama mengeluhkan turunnya okupansi kamar mereka dalam beberapa tahun kebelakang. Hal ini lantaran maraknya hal baru mengenai penginapan murah berbasis marketplace.
Ketua Perhimpunan Hotel Non Bintang (PHNB) Sutrisno Iwantono mengatakan, banyak anggotanya yang mengeluhkan soal sepinya pengunjung setelah semakin masif adanya penginapan berbasis aplikasi daring.
Hal ini membuat pengusaha hotel non bintang alias hotel melati kelabakan mengenai nasib mereka. Ia menuturkan seharusnya ada aturan tegas mengenai hunian atau kos-kosan yang bisa dijadikan penginapan.
Saat ini tengah ramai penggunaan OYO atau Red Doorz yang menjadi platform dengan menawarkan jasa sewa penginapan hanya dengan bujet terjangkau. Tren ini pun membuat bisnis penginapan murah berbasis aplikasi ini tumbuh subur. Di tambah promo dan harga yang miring, siapa yang akan menolak?
Kemunculan bisnis penginapan melalui marketplace ini pun sangat pas di era sosial media karena mereka memasarkan melalui sosial media.
Sebelum kemunculan OYO dan Red Doorz, pemain aplikator penginapan lain yang sudah lebih dulu eksis seperti Airbnb dan Airy.
Sementara OYO yang berasal dari India ini berkembang cukup pesat di Indonesia. Dengan mengadopsi model manchise (management and franchise) seperti pada bisnis waralaba, manajemen hotel pun dikelola sesuai dengan standar yang telah ditetapkan OYO.