Kamis, 28 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Dulu Penjaga Warnet, Suhendro Wang Kini Cuan Miliaran Rupiah Lewat Bisnis Ini!

Foto Berita Dulu Penjaga Warnet, Suhendro Wang Kini Cuan Miliaran Rupiah Lewat Bisnis Ini!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pengusaha Suhendro Wang adalah pebisnis yang memiliki beragam perusahaan mulai dari distributor, impor, kuliner, frozen food dan baju. Terbaru, ia dikenal sebagai sociopreneur dan founder dari "Pempek Belida CRP". Bersama dengan Christina Lie dalam video YouTube bertajuk "DULU GAGAL SEKOLAH & KERJA SERABUTAN, KINI OMZET RATUSAN MILYAR - Suhendro Wang", Suhendro menceritakan kisah hidupnya yang menginspirasi.

Dahulu pada tahun 2004, Suhendro hanya bergaji Rp500 ribu per bulan, tetapi hari ini omzetnya mencapai miliaran rupiah. Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara yang  sangat antusias dengan bisnis sejak kecil. Ia sudah bekerja serabutan sejak SMP sebagai penjaga warnet, jualan pulsa hingga menjual ayam dan sapi. Bahkan, pada saat SMK, Suhendro lebih memilih untuk bekerja hingga putus sekolah selama dua tahun.

Baca Juga: Bangkrut hingga Rp1,8 M, Begini Kisah Mas J yang Akhirnya Hijrah dan Sukses Bisnis dengan Berkah

Hingga akhirnya, Suhendro diminta pindah ke Palembang oleh orang tuanya untuk tinggal dengan pamannya yang merupakan majelis Gereja. Dari beragam khutbah pendeta yang Suhendro dengar, ia lebih suka menyukai pendeta yang berpendidikan. Sejak itu, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan sekolahnya. Kini, Suhendro merupakan lulusan S2 Manajemen dan sempat mengenyam pendidikan S3.

Selain itu, Suhendro juga kerap membantu bisnis orang tua sejak usia 18 tahun. Ia mulai mengimpor barang dari China karena Alibaba.com saat itu tengah populer di Facebook. Suhendro pun memulai impor lewat transaksi kecil tetapi justru keuntungan besar berhasil diraihnya. Mulai dari impor satu kubikasi, kini ratusan kontainer telah ia impor per tahunnya.

Suhendro memulai impor dengan mendatangkan tabung pemadam api, pakaian Korea, rantai baja conveyor, mesin clorine, generator, karpet, banner hingga produk-produk safety equipment. Saat ini, Suhendro tengah memfokuskan diri untuk membesarkan bisnis barunya di bidang kuliner, yaitu Pempek Belida CRP.

Suhendro mengembangkan bisnis orang tuanya hingga bisnis impor yang dijalani pun menguasai pulau Sumatera. Strategi Suhendro adalah tidak takut dengan kompetitor. Ia bahkan menyambangi para kompetitor, mendekati dan mengajak kerja sama.

Suhendro juga kerap mengajak kompetitor main golf dan melakukan kegiatan santai lainnya. Selain itu, ia juga masih sangat konsevatif dalam berdagang. Satu Indonesia, ia sambangi para pemain di bidang impor dan ia tawari barang yang ia miliki.

"Satu musuh dalam bisnis itu kebanyakan. Kalau bisa, kita semua berteman," ujarnya.

Bisnis tabung pemadam api ini adalah bisnis yang akan terus dipertahankan oleh Suhendro. Karena, sejak kecil ia makan dari keringat orang tuanya yang sudah almarhum berjualan tabung pemadam api.

"Dalam berbisnis harus ada filosofi. Sehingga kamu bisa memiliki alasan untuk memperjuangkan dan mempertahankan bisnis ini," tandas Suhendro.

Selain sebagai importir, Suhendro juga memiliki bisnis di dalam bidang kontraktor yang dahulu dimiliki oleh pamannya. Tetapi bisnis tersebut akhirnya dilanjutkan oleh Suhendro. Lalu, ada juga bisnis fesyen yang menjual kaos untuk pria.

Adapun keuntungan 100 juta pertama Suhendro yaitu saat ia berusia 19 tahun. Ia menjadi supplier safety equipment ke perusahaan batu bara. Lalu, 1 miliar pertama bagi Suhendro yaitu saat ia berusia 22 tahun, hanya berselang 3 tahun.

Saat ini, Suhendro memiliki 9 perusahaan. Ia bisa bekerja 18-20 jam per hari dalam waktu satu tahun tanpa libur. Tetapi kini, ia memiliki anak dan istri, jika diminta untuk kembali ke masa lalu, mungkin ia hanya ingin memiliki 2 bisnis yaitu bisnis importir tabung pemadam api dan kaus pria.

Hal ini karena bisnis kaus pria yang dijalani Suhendro sudah tersebar di 28 mal seluruh Indonesia. Meski demikian, 80 persen pendapatan bisnis Suhendro berasal dari bisnis importir.

Suhendro pun menceritakan kegagalannya dalam berbisnis yaitu saat ia membuka konter handphone. Ia merasa kurang fokus dan kurang mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya. Karena itu, bisnisnya hanya balik modal tanpa keuntungan. Suhendro mengungkap bahwa bisnis harus terjun secara langsung serta mengorbankan banyak hal.

"Di dunia ini tidak ada bisnis auto-pilot. Mau bagaimana pun pasti ada masa owner itu lengah," ujar Suhendro.

Dalam mencari partner bisnis, jangan terlalu percaya kepada orang. Percaya kepada seseorang itu cukup hanya 99%, tidak ada jaminan orang tersebut tidak akan khilaf. Terlebih soal uang.

Jikalau ingin mengenal seseorang, biasanya juga dilihat melalui frekuensi. Ikhlaskan saja jika memang ada partner bisnis yang tak cocok denganmu.

Bisnis terbaru Suhendro adalah "Pempek Belinda CRP". Ini akan menjadi bisnis terakhir yang didirikan oleh Suhendro. Karena ia ingin berbisnis yang awet dalam waktu 10 tahun. Suhendro sudah memiliki pabrik sendiri sehingga ia yakin dengan prospek menjanjikan dari produk pempek ini. Kedepannya, ia ingin mengekspor pempek ke luar negeri.

Pempek ini tanpa bahan pengawet dan telah diuji dibekukan ke dalam -18 derajat celcius, pempek frozen ini kuat bertahan hingga 2-3 tahun. Beragam strategi pun dilakukan Suhendro demi penjualan yang meningkat. Dalam tempo sesingkat-singkatnya, jumlah produksi pempek ini setara dengan penjual pempek yang sudah berdiri dalam 35 tahun.

Suhendro juga menceritakan pengalamannya jatuh ke titik terendah yaitu saat ia ditipu senilai Rp1,2 miliar. Dalam waktu 10 hari, ia hanya ingin tidur di pojokan kamar dalam keadaan lampu mati. Hingga akhirnya, Suhendro sadar bahwa ia tak bisa terus seperti ini. Ia pun keluar kamar dan mulai membaca buku. Ada sebuah kutipan yang membuatnya semangat yaitu, "Kegagalan itu sudah 1 paket dengan kesuksesan,"

Dari situlah Suhendro berani memulai bisnis kembali. Tambahan dari Suhendro, ia mengatakan dalam berbisnis jangan serakah. Karena keserakahan justru akan membuat bisnismu mati.

"Manusia itu tak pernah puas, seperti ular memakan gajah," ujar Suhendro mengutip pepatah China.

Jadi, seelastis apapun 'ular' jika memakan gajah ia akan mati. Itulah pribahasa keserakahan manusia.

Tag: Suhendro Wang, Pengusaha

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Instagram/Suhendro Wang