Kasus Covid-19 di Indonesia telah melewati angka setengah juta dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus terbesar di Asia Tenggara hingga tergelincir ke dalam resesi pertamanya sejak krisis keuangan Asia 1997. Perekonomian Indonesia terkontraksi masing-masing 5,3% dan 3,5% (tahun ke tahun) di kuartal kedua dan ketiga.
Indeks saham acuan turun lebih dari 10% dalam 12 bulan terakhir. Akibatnya, lebih dari setengah dari 50 orang terkaya di Indonesia mengalami penurunan kekayaan dari tahun lalu. Terlepas dari penurunan ini, kekayaan kolektif orang-orang super kaya di Indonesia hanya turun 1,2% dari tahun lalu sebesar USD134,6 menjadi USD133 miliar atau sekitar Rp1.878 triliun. (kurs Rp14.124/dolar)
Baca Juga: Aktivis Pro Demokrasi, Konglomerat Hong Kong Ini Berakhir Ditahan dengan Berbagai Tuduhan
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Kamis (10/12/2020) taipan Djarum, R. Budi dan Michael Hartono, termasuk minoritas yang mengalami peningkatan kekayaan, kini harta kekayaan mereka mencapai USD38,8 miliar (Rp547 triliun). Mereka tetap di No. 1, tempat yang mereka pegang selama belasan tahun.
Selanjutnya, Keluarga Widjaja dari konglomerat Sinar Mas menambahkan USD2,3 miliar (Rp32 triliun), paling banyak dalam dolar untuk mempertahankan status mereka sebagai orang terkaya kedua di Indonesia.
Namun, Prajogo Pangestu harus merasakan pasar petrokimia yang lemah hingga berdampak pada kekayaannya yang turun 21% menjadi USD6 miliar (Rp84 triliun). Meski demikian, ia tetap di peringkat 3 untuk tahun kedua.
Tetapi, bagi Eddy Kusnadi Sariaatmadja, pandemi justru menambah cuan ke dalam hartanya yang ia bagi dengan keluarganya. Harta kekayaan Eddy melonjak hampir 80% menjadi USD1,4 miliar. Dalam catatan Forbes, Eddy menjadi pemegang keuntungan terbesar tahun ini.
Saham perusahaannya, Elang Mahkota Teknologi (Emtek), melonjak karena rumah tersebut lebih banyak menggunakan layanan e-commerce dan streaming.
Meningkatnya saham Emtek mendorong pendiri Susanto Suwarto untuk pertama kalinya debut di peringkat 50 dengan harta USD475 juta (Rp6,7 triliun). Insinyur elektronik dan telekomunikasi kelahiran Jakarta ini adalah satu dari tiga pendatang baru dalam daftar tersebut.
Selanjutnya ada saudara kandung Wijono dan Hermanto Tanoko, yang mengendalikan perusahaan cat swasta Avia Avian. Mereka memulai debut dengan USD700 juta (Rp9,8 triliun). Wajah baru ketiga adalah bankir veteran Jerry Ng. Dia mengakuisisi saham tahun lalu di Bank Jago, kemudian disebut Bank Artos, yang rencananya akan dia ubah menjadi bank digital.
Penerima pandemi lainnya adalah Irwan Hidayat melalui perusahaannya Sido Muncul sebagai pembuat jamu terbesar di Indonesia. Saham perusahaannya naik karena penjualan produknya yang meningkat, seperti obat flu Tolak Angin yang populer. Berkat itu, meningkatkan kekayaan keluarganya 41% menjadi USD1,55 miliar (Rp21 triliun).
Empat taipan dari tahun 2019 tidak berhasil masuk ke daftar tahun ini, seperti Kusnan dan Rusdi Kirana, yang maskapai penerbangannya Lion Air menderita karena perjalanan udara terdampak pandemi corona.