Kamis, 28 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Saat Bayi Dibuang ke Tong Sampah, Kini Jadi Konglomerat Berharta Melimpah!

Foto Berita Saat Bayi Dibuang ke Tong Sampah, Kini Jadi Konglomerat Berharta Melimpah!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Takdir seseorang memang tidak bisa diprediksi oleh manusia. Semuanya sudah diatur oleh Yang Mahakuasa. Ungkapan itu terbukti dalam hidup pria asal Florida, Freddie Figgers.

Saat baru lahir ke dunia, Figgers dibuang oleh ibu kandungnya ke tong sampah. Kemudian, ia diadopsi oleh pasangan suami istri, Nathan dan Betty Figgers.

Baca Juga: Harga Babi Melonjak, Kekayaan Orang Tajir Ini Ikut Membabi Buta, Untung Banyak!

Tak menyangka, seorang bayi yang dibuang ke tong sampah itu kini hidup sebagai konglomerat yang bergelimang harta. Ia saat ini menjabat sebagai CEO Figgers Communication yang sudah memiliki valuasi sebesar Rp862 miliar.

Figgers memang dikenal sebagai anak yang cerdas. Sejak usia 9 tahun, ia telah menciptakan berbagai penemuan hebat. Bahkan, ketika berusia 12 tahun, ia sudah bekerja sebagai teknisi komputer.

Penemuan yang paling hebat adalah menciptakan sepatu dengan pelacak GPS dan komunikasi dua arah. Alat tersebut ia ciptakan mulanya untuk ayahnya yang menderita Alzheimer, namun ternyata banyak yang berminat dan ia berhasil meraup untung hingga Rp30 miliar.

Dengan modal tersebut, ia mendirikan Figgers Communication. Pada usia 24, Figgers telah membangun dan merancang 80 program perangkat lunak khusus.

Selain memiliki pikiran yang cemerlang dan etos kerja yang luar biasa, ia juga berhati emas. Tidak peduli seberapa sukses yang ia capai, Figgers selalu memberikan kembali uangnya kepada komunitas.

Baca Juga: Kisah Kelam Hidup Jackie Chan, 12 Bulan di Kandungan Ibunya dan Hidup Miskin Sebelum Jago Akting

Figgers adalah panutan aktif di komunitasnya, dia mensponsori program pemuda, menawarkan beasiswa perguruan tinggi untuk siswa sekolah menengah atas, membayar tagihan warga negara senior dan membantu menjaminkan rumah di penyitaan.

Tag: Kisah Sukses, konglomerat

Penulis/Editor: Clara Aprilia Sukandar

Foto: Unsplash/Luma Pimentel