Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Belajar Pantang Menyerah dari Dua Pengusaha Sepatu Ini

Foto Berita Belajar Pantang Menyerah dari Dua Pengusaha Sepatu Ini
WE Entrepreneur, Jakarta -

Putri Katiana dan Kara Nugroho, dua pengusaha muda yang berbisnis sepatu dengan brand PVRA. Putri dan Kara bersahabat sejak masih duduk di bangku kuliah. Awalnya, mereka sama sekali tidak memiliki keahlian di bidang sepatu atau desain. Namun, Kara yang memiliki kesukaan terhadap sepatu dan Putri yang memiliki kesukaan terhadap jewelry akhirnya mampu memadukan dua kesukaannya menjadi ide bisnis. Desain sepatu yang mereka hasilkan pun adalah sepatu dengan hiasan jewelry.

Sukses menguasai pasar wanita dengan segmen middle hingga up, bukan merupakan pencapaian yang mudah bagi mereka. Putri dan Kara mengungkapkan bahwa mereka sempat mengalami berbagai kesulitan dan kerugian selama tiga tahun menjalankan bisnis.

Di awal berbisnis, lebih dari 50 pasang sample sepatu gagal dibuat pengrajin. Bukan tidak selesai dikerjakan, tetapi antara desain dan hasil sangat jauh dari harapan Putri dan Kara. Harus membuang modal dengan sia-sia, itulah yang dialami dua wanita ini di awal berbisnis.

"Karena sepatu itu bukan hanya bentuknya, tetapi harus nyaman dipakai. Tapi, itu tiba-tiba enggak kaya sepatu. Beda banget sama gambar," ungkap Kara kepada Warta Ekonomi beberapa waktu lalu di Jakarta.

Sempat ingin menyerah, tetapi tidak lama keduanya pun sadar bahwa membangun bisnis tidaklah mudah dan instan. Akhirnya, mereka pun mencari pengrajin yang lain di sebuah tempat yang sulit dijangkau. Kehujanan dan bermandikan lumpur, Putri dan Kara pun akhirnya sampai di tempat pengrajin sepatu.

Sample demi sample pun dicobanya untuk mendapatkan produk sepatu yang terbaik untuk brand mereka. Mencari partner atau pengrajin memang hal tersulit bagi mereka. Karena menyesuaikan keinginan mereka dengan yang dihasilkan oleh pengrajin terkadang tidak sesuai harapan.

Akhirnya, Putri dan Kara pun mendapatkan pengrajin yang sesuai dengan keinginannya. Namun, bukan berarti bisnis sepatunya sudah bisa berjalan mulus. Lagi-lagi, Putri dan Kara dihadapkan dengan masalah produksi. Kali ini masalahnya ada pada bahan baku. Mereka harus mengalami kerugian lumayan banyak karena sudah memesan kulit untuk bahan baku sepatu, ternyata kulit yang datang tidak sesuai gambar dan kualitasnya sangat buruk. Produksi pun terhambat sampai keduanya mendapatkan kulit terbaik.

Bisnis sepatu PVRA pun mulai mendapatkan titik terang. Sampai akhirnya, media penjualan yang mulanya hanya melalui WhatsApp dan Line, kini mulai menggunakan website. Sejak website PVRA diluncurkan, mereka pun kebanjiran order hingga 2.000 sepatu dalam sehari. Angka yang mengejutkan bagi mereka.

Kini, setiap bulannya PVRA mengeluarkan 12 model sepatu yang terinspirasi dari melihat tren dan menyesuaikan selera pribadi. PVRA juga telah berhasil menjual produk sepatunya di beberapa mal besar di Jakarta dan Bali. Kini mereka menargetkan untuk membuka kembali toko di kota-kota besar seperti Makassar, Medan, dan Surabaya.

Dalam bisnis sepatunya, Putri dan Kara juga fokus dalam memberdayakan Ibu Rumah Tangga (IRT) yang setiap hari hanya bekerja di rumah mengurus anak. Lewat PVRA, mereka mulai membuat training produksi sepatu untuk IRT. Jika mereka sudah lulus training, mereka berkesempatan untuk bekerja di pabrik PVRA.

Tag: Pengusaha, PVRA

Penulis: Ning Rahayu

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Foto: Ning Rahayu