Jum'at, 19 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

ArtpreneurTalk Jadi Ajang Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur

Foto Berita ArtpreneurTalk Jadi Ajang Menumbuhkan Jiwa Entrepreneur
WE Entrepreneur, Jakarta -

Jumlah entrepreneur di Indonesia masih sangat kecil, dari tahun ke tahun bahkan tidak mengalami pertumbuhan yang berarti. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM jumlah wirausahawan di Indonesia hanya 3,1% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu sulitnya pemerintah mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan ekonomi. 

Demikian diungkapkan oleh pengusaha ternama Ciputra, founder dari salah pengembang properti terkemuka di Indonesia. Hal itu pula yang sering kali disampaikan Ciputra kepada pemerintah dalam setiap kesempatan bertemu dengan pemerintah. 

“Entrepreneurship masih kurang. Pengangguran tidak pernah berkurang, kesenjangan sosial. Hal itu hanya dapat ditanggulangi dengan entrepreneurship, dapt menciptakan pengusaha baru, mengangkat kemiskinan,” ungkap Ciputra, saat press conference bersama media di Artpreneur Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Dilatarbelakangi persoalan tersebut, Ciputra akan menggelar event ArtpreneurTalk yang akan dilaksanakan di Ciputra Artpreneur Jakarta, 14 Feburiari 2018 mendatang. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship bagi para pesertanya. 

Menurut Ciputra, ada banyak temuan dari entrepreneurship yang bisa dikembangkan, seperti kesenian, kebudayaan, pariwisata, kuliner dan IT. Di masa kolonial kalangan mayoritas tidak diberikan ruang untuk mengembangkan kemampuan tersebut, sehingga membuat potensi yang ada tidak pernah tumbuh. 

Yang baru dan yang sangat penting untuk dikembangkan, lanjut Ciputra adalah bidang Teknologi Informasi (TI). Saat ini banyak entrepreneur yang muncul di bidang TI yakni perusahaan startup. Beberapa juga sudah ada yang sukses menjadi Unicorn dengan nilai Valuasi di atas US$1 miliar, di antaranya Go-Jek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. 

Untuk mendorong seseorang menjadi entrepreneur, menurut Ciputra ada tiga saluran, yakni orang tua, lingkungan, dan pendidikan. Saat ini mayoritas orang tidak punya orang tua, saudara dan lingkungan yang mendukung entrepreneurship. Karena itu jalannya adalah melalui pendidikan. 

“Saya selalu berharap kurikulum entrepreneur resmi diajarkan di sekolah mulai dari hingga universitas,” harap Ciputra. 

Untuk menjadi entrepreneur seseorang juga perlu memahami filosofi Telur Columbus. Apa itu, Ciputra enggan menceritakan dalam kesempatan kemarin. Dia berjanji akan menceritakan dalam kesempatan event mendatang, saat dia menjadi salah satu speakers. 

Rina Ciputra Sastrawinata, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur menambahkan, event ArtpreneurTalk diharapkan menjadi platform bagi pebisnis dapat membagi pengetahuan kepada para peserta. Diharapkan lebih banyak pihak yang sadar akan pentingnya kegiatan seperti itu, sehingga pebisnis dapat berpartisipasi dalam memajukan ekonomi. 

Founder of OMG Consulting, Yoris Sebastian, yang akan didaulat menjadi salah satu moderator dalam event mendatang mengatakan, milenial menjadi isu yang menarik untuk dibahas saat ini. Karena itu ArtpreneurTalk juga akan mengangkat Tema Milenial. Menurutnya saat ini terdapat 84 juta milenial, dari jumlah tersebut kebanyakan masih bekerja sebagai karyawan. 

“Di 2020 diramalkan karyawan akan terbelah, ada yang tetap jadi karyawan dan ada karyawan lepas atau partnership seperti partner Go-Jek,” ungkap Yoris.

Tag: Ciputra Group, ArtpreneurTalk

Penulis: Agus Aryanto

Editor: Vicky Fadil

Foto: Agus Aryanto