Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Baca Al-Quran 1 Jam, Anda Gratis Servis Motor dan Ganti Oli di Bengkel Ini

Foto Berita Baca Al-Quran 1 Jam, Anda Gratis Servis Motor dan Ganti Oli di Bengkel Ini
WE Entrepreneur, Makassar -

Berbisnis dan beramal bisa dilaksanakan secara beriringan tanpa harus takut bangkrut. Pola itu berhasil dilakoni Hasanuddin Daeng Beta (45) yang menjalankan usaha bengkel sepeda motor di Jalan Hertasning, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Bahkan, konsep Islam yang diterapkan dalam setahun terakhir membuat bisnisnya semakin berkembang.

Bengkel "Remaja Motor 212" milik Hasanuddin memang menawarkan program yang unik dan menarik. Di bengkel ini biaya servis sepeda motor maupun ganti oli digratiskan. Syaratnya, pemilik kendaraan mesti membaca Al-Quran selama satu jam. Hasanuddin mengungkapkan programnya itu ditujukan untuk menarik pelanggan sekaligus membudayakan baca Al-Quran.

"Jadi kalau pelanggan datang, saya tawarkan gratis servis sepeda motor atau ganti oli dengan syarat membaca Al-Quran selama kendaraannya dikerjakan. Tentunya tidak ada pemaksaan dan bergantung pelanggan. Niat saya sebatas ingin kembali membudayakan mengaji atau baca Al-Quran kepada masyarakat," kata Hasanuddin saat ditemui Warta Ekonomi?di Makassar, Minggu (5/3/2017).

Menurut Hasanuddin, ada kepuasan tersendiri yang diperolehnya dengan program membaca Al-Quran. "Biasanya ada pengunjung yang saat baca Al-Quran itu bagus sekali. Tajwidnya bagus. Itu sangat menenangkan hati. Dapat momen seperti itu sebenarnya sangat mahal harganya," terang dia.

Konsep usaha dengan mengedepankan ajaran Islam itu juga membuat bengkelnya kian diminati pelanggan. Bahkan, omzet usahanya mengalami peningkatan signifikan. Hasanuddin sendiri menolak membeberkan detail keuntungan usahanya.

"Kisarannya omzet naik sekitar 50 persen. Saya percaya janji Allah bahwa siapa yang membelanjakan uang di jalannya, maka (keuntungan) akan dilipatgandakan," sebutnya.

Hasanuddin menceritakan ide gratis layanan dengan syarat baca Al-Quran diterapkan sejak Juli 2016, bertepatan dengan bulan suci Ramadan. Inspirasi konsep tersebut bermula saat dirinya berselancar di media sosial dan mendapatkan posting-an tentang salah satu SPBU di Pulau Jawa yang memberikan bahan bakar gratis bagi pengendara yang bisa menghafal ayat suci Alquran.

Dalam penerapan awal konsep itu, Hasanuddin menyebut dalam sehari ada dua sampai tiga orang yang memanfaatkan programnya tersebut. Mayoritas remaja, seperti mahasiswa dan pelajar yang selalu mengikuti program baca Al-Quran tersebut. Berkat para pelanggan yang menikmati program itu, promosi terjadi, baik dari mulut ke mulut maupun melalui media sosial sehingga bengkelnya semakin diminati.

Menurut Hasanuddin, pihaknya tidak takut merugi lantaran yang dilakukannya sekaligus beramal. Pertimbangan lain, tidak semua orang datang ke bengkelnya hanya untuk servis motor dan ganti oli. Masih banyak layanan lain yang disediakan, semisal mengganti onderdil kendaraan. Selain itu, banyak pula yang simpati dengan programnya sehingga tetap memberikan bayaran.

Hasanuddin bercerita usaha bengkel "Remaja Motor 212" dimulai sejak 2004. Bapak enam anak itu memilih usaha bengkel lantaran hanya keterampilan memperbaiki sepeda motor yang dimilikinya. Maklum, Hasanuddin hanyalah lulusan sekolah kejuruan. Ia tidak mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi.

Dalam memulai usaha bengkel, Hasanuddin hanya bertumpu pada modal sendiri. Sulit untuk mendapat pinjaman di bank maupun pembiayaan mengingat dirinya tidak punya jaminan apa-apa. Karena itu, usaha bengkel miliknya pada awalnya hanyalah kecil-kecilan. Hasanuddin bertindak selaku pemilik sekaligus montir.

Seiring dengan mulai besarnya usaha bengkel "Remaja Motor 212", Hasanuddin mulai merekrut pekerja secara bertahap. Saat ini sudah ada tiga montir yang diperkerjakannya. Adapun untuk pengembangan usaha, pihaknya memilih memutar laba dari usahanya sendiri ketimbang mengambil pinjaman dari perbankan maupun lembaga pembiayaan.

Tag: Hasanuddin Daeng Beta, Makassar

Penulis: Tri Yari Kurniawan

Editor: Cahyo Prayogo

Foto: Tri Yari Kurniawan