Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga pengusaha, Sandiaga Uno mengungkap bahwa tolak ukur kemajuan sebuah bangsa yakni dari banyaknya pengusaha. Dan UMKM Indonesia menjadi roda pendorong ekonomi Indonesia.

Sayangnya, Sandi mengungkap kebijakan-kebijakan yang ada hanya memudahkan pengusaha besar. Padahal, usaha-usaha kecil telah membuka banyak lapangan pekerjaan dan membantu perekonomian Indonesia.

Dalam "SEMINAR BY SANDIAGA UNO - MENJADI PENGUSAHA MILENIAL YANG BERMENTAL TANGGUH || OSAKA, JEPANG", Sandi mengatakan bahwa Tadashi Yanai, pendiri Uniqlo Jepang menjadi global brand yang memiliki 17 kerja sama dengan garmen Indonesia.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno: Gen Z Inilah yang Menjadi Tulang Punggung Kebangkitan Pariwisata

Lebih lanjut, Sandi juga mengungkit momen-momen saat ia di PHK oleh perusahaan tempatnya dulu bekerja karena krisis. Sandi kemudian menjadikan pengalaman itu sebagai berkah yang membawanya menjadi pengusaha di bidang konsultan keuangan. Dari 3 orang karyawan, setelah lebih dari 20 tahun berdiri, Sandi sudah memiliki lebih dari 30.000 karyawan di seluruh Indonesia.

Sandi juga mengatakan bahwa pengusaha itu harus melihat segala hal secara positif. Oleh karena itu, banyak milenial yang paham susahnya mencari pekerjaan hingga akhirnya memulai usaha sendiri. Namun, lanjut Sandi, penting untuk memiliki mindset empat pilar yang utama ini, yaitu:

1. Opportunity Seeker

Mindset seorang pengusaha milenial yaitu harus mencari peluang, terlebih pasar Indonesia sangat besar. Dahulu, Sandi melihat peluang dari pangsa sumber daya alam Indonesia yang justru saat krisis dihindari. Tetapi pada tahun 2008, perusahaannya, Adaro Energy justru sukses sampai IPO. Pengusaha harus jeli melihat peluang 5-10 tahun ke depan, jangan hanya ikut-ikutan dalam berbisnis.

2. Risk Taker

Beranilah ambil risiko, terutama masih muda. Ini karena anak muda lebih gampang beradaptasi atas perubahan. Jangan takut gagal karena kegagalan adalah salah satu tangga menuju kesuksesan, ujar Sandi. Oleh karena itu, kuncinya adalah dengan mengetahui ilmunya terlebih dahulu.

3. Continous Learning

Belajar adalah hal yang harus dilakukan seumur hidup. Sandi mengatakan bahwa pemimpin yang baik itu suka belajar dan membaca. 

4. Action

Seorang pemimpin harus proaktif, dan action oriented. Ini karena masa depan hanya untuk mereka yang bertindak. 

"Jika hanya pasif menunggu, tidak menjemput bola, kita tidak akan mampu mengubah masa depan," tukas Sandi.