CEO Toyota Motor yang juga cucu dari sang pendiri Toyota, Akio Toyoda mengungkap rencananya untuk menginvestasikan USD70 miliar (Rp1.070 triliun) untuk kendaraan listrik selama sembilan tahun ke depan.
Pria berusia 66 tahun itu menjelaskan, setengah dari itu akan digunakan untuk baterai listrik. Meskipun ini adalah investasi besar dalam EV, tapi jumlah tersebut lebih kecil dari rencana beberapa pesaing, dan tidak sebanyak yang diharapkan beberapa orang mengingat jejak global sang raksasa mobil, Toyota.
Melansir CNBC International di Jakarta, Selasa (4/10/22) terlepas dari kritik beberapa investor dan kelompok lingkungan, Toyoda menggandakan strateginya untuk terus berinvestasi dalam berbagai kendaraan listrik sebagai lawan dari para pesaing seperti Volkswagen dan General Motors, yang mengatakan akan all-in pada semua kendaraan elektrik.
Baca Juga: Anggarkan Rp1,8 Miliar, Pemkot Bogor Bakal Beli Mobil dan Motor Listrik
Rencana tersebut bisa dibilang memperkuat warisan Toyoda atau bahkan menodainya, tergantung pada seberapa cepat pengemudi mengadopsi kendaraan listrik.
Toyoda, yang menggambarkan Toyota sebagai department store besar, mengatakan bahwa tujuan perusahaan tetap sama, yakni menyenangkan pelanggan seluas mungkin dengan jangkauan powertrain seluas mungkin. Powertrain tersebut akan mencakup hibrida dan hibrida plug-in seperti Prius, kendaraan sel bahan bakar hidrogen seperti Mirai dan 15 model baterai listrik pada tahun 2025.
Selain rencana EV, Toyoda membahas beberapa aspek lain dari bisnis perusahaan minggu lalu selama pertemuan dealer dan meja bundar kecil dengan media AS.
Toyoda sendiri menegaskan kembali bahwa dia tidak percaya semua kendaraan listrik akan diadopsi secepat yang dipikirkan regulator kebijakan dan pesaing karena berbagai alasan. Dia mengutip kurangnya infrastruktur, harga dan bagaimana pilihan pelanggan bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya sebagai contoh kemungkinan hambatan.
Menurutnya akan sulit untuk memenuhi peraturan baru-baru ini yang menyerukan pelarangan kendaraan tradisional dengan mesin pembakaran pada tahun 2035, seperti yang dikatakan California dan New York yang akan mereka adopsi.
“Sama seperti mobil yang sepenuhnya otonom yang seharusnya kita kendarai sekarang, EV hanya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi arus utama daripada yang media ingin kita percayai,” kata Toyoda.
Toyoda juga yakin akan ada kekurangan yang luar biasa pada lithium dan nikel di tingkat baterai dalam lima hingga 10 tahun ke depan yang menyebabkan masalah produksi dan rantai pasokan.