Bos induk perusahaan Shopee, Forrest Li yang merupakan CEO SEA Ltd pernah menduduki posisi No. 1 sebagai orang terkaya di Singapura. Saat itu, kekayaan Li bahkan mencapai USD22 miliar (Rp319 triliun).
Sayangnya, kejayaan itu hari ini sirna. Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Li tinggal USD4,7 miliar (Rp68 triliun), menyusut sebesar USD17,3 miliar (Rp264 triliun).
Baca Juga: Mengintip Surat Bos Shopee Kepada Karyawannya: Kami Tidak Mengantisipasi...
Kekayaan Li merosot akibat dari harga saham SEA anjlok di bursa Amerika Serikat (AS). Sehingga kapitalisasi pasar perusahaan yang mencapai USD1 triliun hilang. Penyebabnya adalah akibat dari sentimen penutupan operasi Shopee di India dan Prancis, PHK di berbagai dunia hingga laporan keuangan yang mengecewakan.
Pada kuartal pertama tahun lalu, Sea juga melaporkan kerugian bersih yang membengkak karena perusahaan mempercepat ekspansinya.
Kekayaan Li menurun karena kerentanan saham sektor teknologi dari kenaikan suku bunga bank sentral, inflasi hingga ancaman perang Ukraina dan Rusia.
Li sendiri mengakui bahwa perusahaannya terlalu bergantung pada dana eksternal. Oleh karena itu, kedepannya, ia akan mengusahakan perusahaannya lebih mandiri.
“Satu-satunya cara bagi kami untuk membebaskan diri dari ketergantungan pada modal eksternal adalah menjadi mandiri, menghasilkan cukup uang untuk semua kebutuhan dan proyek kami sendiri,” ungkap Li.