Minggu, 24 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Keluh Kesah Mantan Karyawan Twitter, Sebut Jack Dorsey Pemimpin yang Tidak Kompeten

Foto Berita Keluh Kesah Mantan Karyawan Twitter, Sebut Jack Dorsey Pemimpin yang Tidak Kompeten
WE Entrepreneur, Jakarta -

Mantan kepala keamanan Twitter Peiter “Mudge” Zatko menyebut Jack Dorsey sebagai pemimpin yang tidak kompeten. Ia juga mengatakan, Twitter memiliki kerentanan serius yang mungkin dimanfaatkan oleh pemerintah Rusia dan China. Zatko juga menuduh bahwa Twitter tidak memiliki insentif untuk menghitung bot dengan benar.

Sebagian besar hal yang dikeluhkan Zatko terjadi saat Dorsey menjabat sebagai CEO Twitter untuk kedua kalinya. Dorsey pernah dipecat sebagai CEO pada tahun 2008.

Dorsey diklaim sebagai pemimpin yang buruk karena suka menerima pujian, membenci kritik, suka berpesta, dan membuat beberapa kesepakatan yang aneh dan mahal yang menghabiskan biaya Twitter enam digit sebulan. Terlebih, Dorsey sering tidak komunikatif dengan investor.

Baca Juga: Bikin Rakyat Twitter Marah, Jet Pribadi Elon Musk Ketahuan Lakukan Hal Ini!

Namun, menurut keluhan Zatko, Dorsey adalah "CEO yang tidak terlibat" bahkan tidak berbicara sepatah kata pun dalam beberapa pertemuan. Zatko bahkan mendengar dari rekan-rekannya bahwa diamnya Dorsey dapat berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Tim senior bahkan mengkhawatirkan kesehatannya, sementara staf tingkat menengah mengeluhkan Twitter seperti kapal tanpa kemudi.

Hal-hal ini terjadi karena kurang cakapnya Dorsey dalam keseharian manajemen Twitter. Zatko mengeluhkan perilaku ini berisiko kepada 8.000 karyawan.

Pada akhirnya, Dorsey mengundurkan diri dan digantikan oleh Parag Agrawal sebagai CEO. Hal ini dicatat dalam dokumen dan kemudian diikuti oleh redaksi ekstensif yang saya sangat ingin tahu.

Kemudian Agrawal memecat Zatko, serta orang-orang senior Dorsey lainnya. Ini bukan hal yang luar biasa untuk pergantian CEO. 

Tag: Twitter, Jack Dorsey

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Joshua Roberts/Reuters