Wilson bersaudara memiliki saham mayoritas di Reece Group, rantai pasokan kamar mandi dan pipa ledeng terbesar di Australia. Salah satunya adalah John Wilson yang juga menjadi orang terkaya di dunia.
Perusahaannya, Reece juga menyediakan HVAC-R (pemanas, ventilasi, AC, dan pendinginan) untuk pelanggan komersial dan residensial yang telah memiliki lebih dari 800 gerai di seluruh Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Reece baru saja merayakan seratus tahun usianya pada tahun 2020.
Meski demikian, John telah pensiun dari dewan, tetapi tetap memiliki saham besar dengan saudara-saudaranya Alan dan Bruce. Sementara itu, Alan menjadi ketua Reece pada tahun 2008 dan putranya Peter sekarang menjadi kepala eksekutif.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Ivar Tollefsen, Investor Real Estat yang Memulai Bisnis di Usia 14 Tahun
Reece awalnya merupakan pemasok pipa dan kamar mandi yang telah memimpin selama hampir setengah abad oleh keluarga Wilson yang sangat tertutup. Perusahaan telah berkembang menjadi irigasi, gas dan pendinginan, dan telah mengambil sejumlah saingan Australia dan Kiwi.
Bisnis Reece dimulai pada tahun 1919 ketika Harold Joseph Reece mulai menjual produk perangkat keras dari bagian belakang truknya. Perusahaan terdaftar kembali pada tahun 1954 dan keluarga Wilson yang berbasis di Melbourne sekarang mengendalikan hampir 70% perusahaan, membeli pemasok pipa ledeng dan kamar mandi pada akhir 1960-an.
Dorongan itu dipimpin oleh Leslie Wilson, dan keluarganya yang terus memegang kendali seperti wakil di perusahaan hari ini. Kepala eksekutif generasi ketiga Peter Wilson telah bertanggung jawab sejak 2008, mengambil alih operasi sehari-hari dari ayahnya, Alan yang berusia 72 tahun. Alan menjalankan perusahaan selama 43 tahun dan tetap menjadi direktur eksekutif bersama saudara-saudaranya Bruce dan John yang merupakan anggota dewan.
Empat direktur keluarga telah berada di dewan selama lebih dari empat dekade dan keluarga dengan rajin menjaga kepemilikannya. Reece telah menorehkan jejaknya di pasar pipa dengan mengangkat saingan, termasuk Plumbing World dan LG Carder Selandia Baru pada tahun 2006.
Konsolidasi pasar ini telah melihat jumlah tokonya melonjak dari 170 pada tahun 2000 menjadi 450 pada tahun 2012. Hari ini John Wilson sendiri telah melihat kekayaannya mencapai USD5 miliar (Rp73,1 triliun).