Perusahaan real estate milik orang terkaya di Filipina, Manuel Villar berencana mengumpulkan USD176 juta (Rp2,5 triliun) dari penawaran umum perdana VistaREIT, yang akan memiliki beberapa pusat perbelanjaan grup dan gedung perkantoran di seluruh Filipina, melalui perusahaannya Vista Land & Lifespaces.
Grup ini berencana untuk menjual hingga 3,66 miliar saham (termasuk opsi keseluruhan sebanyak 333,75 juta saham) dengan harga maksimum masing-masing 2,50 peso melalui IPO.
Melansir Forbes di Jakarta, Kamis (31/3/22) saham tersebut akan dijual oleh anak perusahaan Vista Land termasuk Masterpiece Asia Properties, Manuela Corp., Communities Pampanga, Crown Asia Properties dan Vista Residences, kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: John Overdeck, Mantan Karyawan Amazon yang Sukses Bangun Perusahaan Sendiri
VistaREIT bertujuan untuk mencatatkan saham di bursa Filipina pada Mei atau Juni, tunduk pada persetujuan peraturan, menurut perwakilan perusahaan.
Vista Land dan anak perusahaannya menyuntikkan portofolio 10 pusat perbelanjaan dan dua gedung perkantoran dengan luas sewa kotor 256.404 meter persegi ke VistaREIT. Properti ritel terintegrasi di seluruh proyek perumahan yang dibangun oleh Vista Land di Metro Manila dan provinsi terdekat Cavite dan Bulacan, sementara gedung perkantoran terletak di tepi kawasan pusat bisnis Makati dan Bacoor City, selatan ibukota Filipina Manila.
“Properti memberikan pertumbuhan pendapatan sewa yang berkelanjutan bahkan pada puncak pandemi mengingat sifat esensial dari penyewa malnya,” kata VistaREIT. Mereka menambahkan bahwa tingkat hunian di propertinya berkisar dari 93% hingga 100%.
Selain terkenal sebagai pengusaha, Villar, mantan politisi berusia 72 tahun itu adalah ketua Vista Land. Ia adalah orang terkaay di Filipina dengan kekayaan bersih USD8,6 miliar (Rp123 triliun), menurut Forbes.
Dalam tiga tahun terakhir, Villar mendaftarkan jaringan toko perbaikan rumahnya AllHome dan toko serba ada AllDay Marts. Pada bulan Januari, Sistem Penyiaran Media Lanjutannya mengambil alih frekuensi siaran televisi yang sebelumnya digunakan oleh ABS-CBN, yang pernah menjadi perusahaan media papan atas Filipina sampai pemerintah memaksanya untuk mengudara dua tahun lalu.