Minggu, 24 November 2024 Portal Berita Entrepreneur

Oligarki Rusia Curhat Hidupnya Seperti dalam Kurungan, Katanya: Barat Harus Lebih Pintar

Foto Berita Oligarki Rusia Curhat Hidupnya Seperti dalam Kurungan, Katanya: Barat Harus Lebih Pintar
WE Entrepreneur, Jakarta -

Oligarki Rusia, Mikhail Fridman merasa hidup dalam kurungan. Pasalnya, pria yang lahir di Lviv, Ukraina dan kini tinggal di London itu skeptis tentang sanksi yang dijatuhkan Barat kepada pengusaha Rusia seperti dirinya sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

“Populisme sangat menarik, tetapi dari sudut pandang praktis, sanksi kontraproduktif karena mereka mendorong para pengusaha ini untuk kembali ke Rusia, karena mereka tidak dapat pergi ke tempat lain,” kata pendiri konglomerat Alfa Group berusia 57 tahun itu.

Fridman telah mengundurkan diri dari dewan LetterOne, grup investasi di mana dia dan mitra bisnisnya Petr Aven memiliki saham sedikit di bawah 50%; Portofolio investasi LetterOne mencakup Alfa-Bank, bank swasta top Rusia, dan DIA, jaringan supermarket diskon Spanyol.

Baca Juga: Oligarki Rusia Boyong Harta Cari 'Rumah Baru', Turki Siap Sambut dengan Tangan Terbuka

Selain itu, kartu kreditnya telah diblokir dan dia tidak dapat melakukan perjalanan ke negara-negara Uni Eropa.

“Pihak berwenang di Inggris Raya harus memberi saya jumlah tertentu sehingga saya bisa naik taksi dan membeli makanan, tetapi itu akan menjadi jumlah yang sangat terbatas jika Anda melihat biaya hidup di London. Saya masih tidak tahu apakah itu akan cukup untuk menjalani kehidupan normal tanpa ekses. Saya bahkan tidak bisa mengajak siapa pun keluar ke restoran. Saya harus makan di rumah dan saya hampir menjadi tahanan rumah,” katanya.

Fridman mengatakan kehidupannya menjadi tidak jelas saat ketidakstabilan mulai mempengaruhi investasi di Rusia. Salah satu alasan pindah ke London adalah untuk mendiversifikasi asetnya dari penjualan ke Rosneft milik negara dan sahamnya di konsorsium minyak swasta TNK-BP.

“Tidak jelas apakah saya akan dapat tetap tinggal di London atau apakah saya akan dipaksa untuk pergi, yang tidak dapat saya lakukan sekarang dan tidak ingin karena berbagai alasan,” ujarnya.

Fridman pun menganggap semua tetap tidak akan berjalan baik bagi Barat.

“Hal-hal tidak akan berjalan lebih baik bagi Barat jika memaksa banyak pengusaha brilian dan menarik untuk pergi ke Rusia, alih-alih mengintegrasikan mereka lebih banyak dan mencoba membuat mereka mengambil sikap, bahkan jika jelas bahwa bisnis swasta tidak memiliki pengaruh sama sekali atas [Vladimir] Putin,” tegasnya.

Fridman menganggap itu "bodoh" untuk percaya bahwa oligarki dapat memaksa presiden Rusia untuk menghentikan perang di Ukraina.

“Saya tidak ingin menimbulkan risiko bagi banyak orang yang bergantung pada saya,” jelas Fridman yang memiliki 400-500 ribu karyawan yang bekerja untuknya, mengutip El Pais di Jakarta, Rabu (30/3/22).

Fridman percaya bahwa meskipun pengusaha swasta tidak dapat mempengaruhi Putin, mereka dapat mencoba menyampaikan sudut pandang mereka jika mereka memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih.

Oligarki bersikeras bahwa Barat harus memahami bahwa ada berbagai jenis orang Rusia dan bahwa mereka tidak dapat menghukum mereka semua.

“Barat harus lebih pintar, karena menghukum orang Rusia hanya karena fakta menjadi orang Rusia meningkatkan konfrontasi dan jumlah pendukung kebijakan anti-Barat di Rusia,” pungkasnya.

Fridman pun mengakui bahwa beberapa sanksi ekonomi dapat menjadi efisien karena memberikan tekanan pada ekonomi Rusia dan akibatnya mempengaruhi pendapat para pemimpin nasional.

“Tapi sanksi terhadap pengusaha swasta tidak masuk akal, karena mayoritas dari mereka membangun bisnis melalui bakat, usaha dan kualifikasi pribadi,” tegasnya.

Tag: Mikhail Fridman, Oligarki, Rusia

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Twitter/Forbes Tech