Miliarder dan CEO BlackRock, Larry Fink menuturkan bahwa dampak dari tindakan Rusia akan berlangsung selama beberapa dekade mendatang. Menurutnya, ini menandai titik balik dalam tatanan dunia geopolitik, tren makroekonomi, dan pasar modal.
Dalam surat tahunannya kepada para pemegang saham yang diterbitkan Kamis, Fink menambahkan bahwa Rusia menutup pintu bagi hubungan ekonomi global selama beberapa dekade.
“Saya tetap percaya jangka panjang pada manfaat globalisasi dan kekuatan pasar modal global,” kata kepala manajer aset terbesar di dunia ini. “Tetapi invasi Rusia ke Ukraina telah mengakhiri globalisasi yang telah kita alami selama tiga dekade terakhir.”
Baca Juga: Indonesia Cetak Miliarder Dunia, Perkenalkan Toto Sugiri yang Kini Berharta Rp35 Triliun
Melansir Market Watch di Jakarta, Jumat (25/3/22) keterputusan antara orang, negara, dan perusahaan itu dimulai dari dua tahun pandemi.
“Ini telah membuat banyak komunitas dan orang merasa terisolasi dan mencari ke dalam. Saya percaya ini telah memperburuk polarisasi dan perilaku ekstremis yang kita lihat di masyarakat saat ini,” katanya.
Kini, agresi Rusia terhadap tetangganya dan pemisahan dari ekonomi global akan mengarahkan perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia untuk mengevaluasi kembali ketergantungan mereka dan menganalisis kembali jejak manufaktur dan perakitan mereka.
Sebagaimana diketahui, dunia memiliki ketergantungan pada energi Rusia. Dan kini perusahaan dan pemerintah melakukan operasi yang dapat menguntungkan Meksiko, Brasil, AS, atau Asia Tenggara. Dan itu berarti biaya yang lebih tinggi dan tekanan margin ada di depan.
“Sementara neraca perusahaan dan konsumen kuat hari ini, memberi mereka lebih banyak bantalan untuk mengatasi kesulitan, reorientasi rantai pasokan skala besar secara inheren akan menjadi inflasi,” kata Fink.
Kemudian Fink membuat beberapa poin lagi, seperti kemungkinan perang di Ukraina mempercepat mata uang digital karena negara-negara mempertimbangkan kembali ketergantungan pada mata uang tradisional.
“Sistem pembayaran digital global, yang dirancang dengan cermat, dapat meningkatkan penyelesaian transaksi internasional sekaligus mengurangi risiko pencucian uang dan korupsi,” katanya.
Sementara itu, kemajuan jangka pendek menuju nol bersih sekarang menghadapi kemunduran di tengah gejolak, pergeseran global ke energi hijau mungkin mendapat dorongan.
“Harga energi yang lebih tinggi juga akan secara signifikan mengurangi premi hijau untuk teknologi bersih dan memungkinkan energi terbarukan,” katanya.