China telah mencetak miliarder baru, terutama miliarder wanita yang bahkan jauh lebih cepat daripada negara lain mana pun di dunia. Namun, Amerika Serikat (AS) menjadi negara kedua dengan selisih besar yang menghasilkan miliarder dan perusahaan yang memiliki pengaruh global jauh lebih besar.
China dan AS bersama-sama telah menghasilkan 55% miliarder "terkenal" di dunia, menurut Daftar Kaya Global Hurun 2022.
Melansir Axios di Jakarta, Senin (21/3/22) China memiliki lebih banyak miliarder total yakni 1.133 dibandingkan AS sebanyak 716. Dan populasi miliardernya tumbuh sekitar tiga kali lebih cepat daripada Amerika, menurut Hurun.
Baca Juga: Taipan China Makin Sengsara, 3 Miliarder Ini Kehilangan Rp235 Triliun dalam Satu Hari!
Tiga kota dengan populasi miliarder terbesar sekarang semuanya ada di China. Shenzhen baru saja menyalip New York City sebagai tempat ketiga.
Namun, miliarder Amerika masih lebih kaya dari China. Mereka mengendalikan sekitar 32% dari kekayaan gabungan semua miliarder yang dikenal di dunia, sementara miliarder China menguasai sekitar 27% dari kekayaan itu.
Menurut ketua dan kepala peneliti Hurun Report, Rupert Hoogewerf, tembakan ekonomi sejati lebih baik diukur dengan nilai perusahaan daripada individu kaya. AS memiliki keunggulan besar.
Total kapitalisasi pasar dari empat raksasa perusahaan AS terbesar, Apple, Microsoft, Amazon dan Alphabet (perusahaan induk Google) setara dengan 500 perusahaan non-negara paling berharga yang dikendalikan di China.
"[Sebagian besar] kekayaan dalam daftar orang kaya global yang berkaitan dengan China berasal dari [dolar] konsumen China," kata Hoogewerf kepada Axios.
Real estate, produk industri dan perawatan kesehatan berada di belakang sebagian besar uang besar di China. Kekayaan dari para miliarder top yang tinggal di AS sebagian besar berasal dari penyedia teknologi global, serta layanan keuangan dan hiburan.
Terlebih, dari miliarder wanita mandiri yang paling sukses di dunia, 60-70% adalah orang China, angka yang tetap konsisten selama 16 tahun terakhir.
Aturan hanya memiliki satu anak di China sebelumnya membuat wanita harus mengambil lebih sedikit jeda karier. Dan struktur masyarakat di mana keluarga tinggal bersama atau dekat satu sama lain telah memberi perempuan lebih banyak pilihan penitipan anak yang membuat mereka lebih leluasa untuk bekerja.