CEO Moderna Stephane Bancel membahas dampak invasi Rusia ke Ukraina bagi pembuat vaksin dalam sebuah wawancara di "Pagi dengan Maria" Kamis kemarin. Meski masih terlalu dini, namun Bancel melihat ini tak terlalu berdampak besar.
"Jika Anda melihatnya, ini bukan negara yang sangat besar. Jadi ini bukan dampak besar bagi kami jika tetap menahan Ukraina," kata Bancel kepada Maria Bartiromo dari FOX Business yang dikutip Jumat (25/2/22).
"Tentu saja, sangat menyedihkan," lanjutnya. "Anda lihat apa yang terjadi pada orang Ukraina di Eropa, itu semua sangat menakutkan sekarang. Saya harap ini akan diselesaikan dengan cepat."
Baca Juga: Tinjau Vaksinasi Se-Indonesia, Kapolri Dorong Percepatan Target Dosis Dua dan Booster
Bancel melanjutkan bahwa dia yakin dunia mulai bergerak menuju "endemik". Ia juga mengatakan kemungkinan varian virus corona baru yang ganas tetap relatif rendah.
"Saya pikir ada kemungkinan 20% bahwa kita memiliki varian baru yang lebih mematikan, menyebabkan lebih banyak penyakit daripada apa yang kita miliki dengan omicron," catat Bancel. "Jadi saya pikir itu skenario yang bagus."
Meski demikian, Bancel menyebut bawa Moderna masih tetap dalam fase studi klinis untuk vaksin penguat khusus omicron. Menurutnya, kekebalan COVID-19 akan menyusut pada individu yang divaksinasi pada musim gugur.
"Kami ingin siap dengan apa pun yang akan diberikan biologi pada kami saat musim gugur tiba," Bancel menjelaskan, "karena saya tidak terlalu khawatir tentang beberapa bulan ke depan di musim semi dan musim panas."