Miliarder investor legendaris Warren Buffett sekali lagi lebih kaya dari Mark Zuckerberg. Sebagaimana diketahui, saham teknologi mengalami penurunan tajam minggu ini sehingga menghapus sekitar USD50 miliar (Rp718 triliun) kekayaan dari orang-orang terkaya di Silicon Valley.
Mengutip Bloomberg di Jakarta, Jumat (28/1/22) kekayaan bersih Elon Musk yang merupakan orang terkaya di dunia anjlok USD25,8 miliar (Rp370 triliun) pada hari Kamis, penurunan satu hari tercuram keempat dalam sejarah Bloomberg Billionaires Index. Kekayaan Musk telah turun USD54 miliar (Rp775 triliun) tahun ini.
Baca Juga: Mantap Betul! Warren Buffett Tumpuk Keuntungan dari Saham Coca-Cola hingga 1.800 Persen!
Sementara Zuckerberg, sang satu pendiri Meta Platforms Inc., telah melihat kekayaannya turun 12% atau USD15 miliar (Rp215 triliun) pada tahun 2022.
Namun, kekayaan bersih Buffett telah meningkat USD2,4 miliar (Rp34 triliun) tahun ini menjadi USD111,3 miliar (Rp1.599 triliun). Dia sekarang mengungguli Zuckerberg USD1 miliar dan berada di peringkat tertingginya di indeks Bloomberg sejak Maret lalu.
Nilai saham yang menjadi landasan filosofi investasi Buffett dan fokus Berkshire Hathaway Inc., telah mengungguli perusahaan teknologi dan Indeks S&P 500 sejak awal tahun. Meski turun 4,2%, namun jika dibandingkan dengan penurunan 9,2% untuk S&P dan 15% untuk teknologi, Buffett masih untung besar.
Buffett yang telah berusia 91 tahun adalah satu-satunya orang yang termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia yang kekayaan bersihnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Saham A Berkshire Hathaway yang merupakan 98% dari kekayaannya telah naik 2,3% sejak 1 Januari.
Kehadiran Buffett yang gigih di antara anak tangga teratas indeks miliarder sangat signifikan mengingat jumlah uang yang dia sumbangkan selama bertahun-tahun: saham Berkshire senilai hampir USD33 miliar ke Bill & Melinda Gates Foundation sejak 2006.
Hanya Gates sendiri, yang saat ini berada di peringkat No. 4 dengan kekayaan bersih USD127 miliar (Rp1.824 triliun) telah memberikan hadiah amal sebesar itu.
500 orang terkaya di dunia telah kehilangan total USD635 miliar (Rp9.123 triliun) sejak 1 Januari karena pasar bereaksi terhadap langkah-langkah pengetatan dari Federal Reserve dan inflasi yang mencapai level tertinggi dalam empat dekade.