Salah satu orang terkaya dunia, Guo Guangchang adalah seorang pengusaha dari China. Ia lahir pada Februari 1967 dan menjadi ketua serta salah satu pendiri Fosun International Limited.
Menurut China Rich List 2019 Hurun Report, dia adalah orang terkaya ke-45 di China. Pada akhir 2021 ia terdaftar sebagai orang terkaya ke-50 di China oleh Forbes, dengan kekayaan bersih USD5,4 miliar (Rp77,5 triliun).
Guo menerima gelar BA dalam bidang Filsafat dan MBA dari Universitas Fudan. Pada tahun 1992, ia mendirikan Guangxin Technology Development Company Ltd, bersama teman-teman Liang Zinjun dan Tan Jia, yang merupakan salah satu yang pertama menggunakan metode ilmiah dalam riset pasar di daratan Tiongkok.
Baca Juga: Ngeri! Dibekingi Duterte, Politikus dan Orang Terkaya Filipina Bakal Jadi Taipan Media
Sejak tahun 1994, Guo telah menjadi ketua Fosun Group dan berinvestasi dalam asuransi, farmasi dan perawatan kesehatan, properti, baja, pertambangan, ritel, jasa, keuangan dan investasi lainnya sehingga menciptakan salah satu perusahaan swasta terbesar di China. Fosun International mempekerjakan lebih dari 74.000 orang.
Pada tahun 2007, Fosun International perusahaan induk Fosun, terdaftar di HKSE. Fosun telah bekerja sama dengan IFC dalam bisnis reasuransi, berinvestasi di Club Med of France, perusahaan asuransi Fidelidade Seguros dari Portugal dan Folli Follie dari Yunani untuk bersama-sama mengeksplorasi peluang yang dibawa oleh pertumbuhan China ekonomi.
Pada Juli 2016 Guo's Fosun International membeli Wolverhampton Wanderers Football Club sebuah klub sepak bola asosiasi profesional yang berbasis di Wolverhampton, West Midlands, Inggris dengan nilai £45 juta yang dilaporkan dari pemilik sebelumnya Steve Morgan, Wolves kemudian meraih gelar Kejuaraan 2017–18, untuk kembali ke Liga Premier setelah absen selama 6 tahun.
Saat pandemi Covid-19, Guo Guangchang turut mencetak kemenangan besar berkat kemitraan dengan BioNTech dan Pfizer dengan menjadi salah satu vaksin paling sukses di dunia dalam melawan virus corona yang awalnya menyebar di Wuhan.
Namun hampir setahun kemudian, suntikan dengan vaksin Pfizer-BioNTech masih belum disetujui di China daratan Dalam beberapa pekan terakhir Beijing justru memberikan dukungannya pada vaksin mRNA buatan sendiri, yang memungkinkan Walvax Biotechnology Co.