CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk sering dituduh mengabaikan masalah di Bumi demi menjalankan program luar angkasa pribadinya. Tuduhan itu tidak berdasar. Padahal, Musk juga menjalankan perusahaan mobil listrik. Oleh karena itu, melalui Twitter-nya, Musk mengumumkan sebuah inisiatif baru yang mungkin terbukti terbang ke luar angkasa juga dapat bermanfaat bagi Bumi.
“SpaceX memulai program untuk mengeluarkan CO2 dari atmosfer & mengubahnya menjadi bahan bakar roket. Silakan bergabung jika tertarik,” ujarnya di Twitter sebagaimana dikutip dari The Hill di Jakarta, Senin (10/1/22).
Baca Juga: Buka Showroom Tesla di Daerah Muslim Uyghur, Elon Musk Dikritik Habis-habisan: Tercela!
Perubahan iklim yang diciptakan oleh emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida ke atmosfer, merupakan obsesi banyak orang baik di pemerintahan maupun di media. Proposal Musk memiliki implikasi menarik untuk masalah ini.
Proyek ini tidak hanya akan membantu meringankan perubahan iklim di Bumi, tetapi juga akan berperan dalam keinginan Musk untuk membangun pemukiman di Mars.
Roket Musk yang dikembangkan oleh SpaceX di Boca Chica, Texas menggunakan mesin yang membakar metana cair dan oksigen cair. NASA menggunakan sistem Sabatier di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk membuat air bagi kru. Metana dikeluarkan dari ISS.
Bagian pertama dari rencana Musk adalah dengan menyedot CO2 dari atmosfer. Ide penangkapan karbon dari udara akan mengurangi gas rumah kaca Bumi sehingga mengurangi perubahan iklim adalah gagasan yang kontroversial.
Selain Musk, salah satu proyek tersebut juga sedang dilakukan oleh sebuah perusahaan bernama Climeworks di Islandia. Sejauh ini, perusahaan menghabiskan antara USD600 dan USD800 untuk menghilangkan satu ton karbon dioksida, yang dianggap sangat mahal.
Climeworks ingin mengurangi biaya menjadi antara USD100 dan USD200 per metrik ton untuk membuat proyek lebih layak secara ekonomi.
Bagaimanapun, Musk tertarik untuk mengembangkan penangkapan karbon dari udara dan teknologi Sabatier untuk pemukiman Mars yang direncanakannya. Ide Musk yakni menangkap CO2 dari atmosfer Mars, hidrogen dari air es, dan kemudian mengubahnya menjadi bahan bakar roket untuk pesawat ruang angkasa yang kembali ke Bumi dari Planet Merah.
Sebelumnya, Musk menawarkan hadiah senilai USD100 juta kepada perusahaan yang mampu mengembangkan teknologi penangkapan karbon. Jika banyak perusahaan yang mampu mengembangkan teknologi tersebut, maka peradaban manusia akan memiliki satu atau lebih teknologi yang akan membantu memecahkan krisis iklim.