Investor anti-crypto semakin beralih ke Bitcoin karena kekhawatiran inflasi mata uang fiat. Salah satu contohnya adalah miliarder kelahiran Hungaria Thomas Peterffy, ia mengatakan akan lebih bijaksana untuk memiliki 2-3% dari portofolio seseorang dalam aset crypto untuk berjaga-jaga jika fiat “masuk neraka”.
Miliarder ini dilaporkan bernilai USD25 miliar (Rp356 triliun). Perusahaan Peterffy, Interactive Brokers Group Inc., mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan perdagangan crypto kepada kliennya pada pertengahan 2020 menyusul peningkatan permintaan untuk kelas aset.
Melansir Coin Telegraph di Jakarta, Senin (3/1/22) perusahaannya saat ini menawarkan Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan Bitcoin Cash, tetapi akan memperluas pilihan itu dengan 5-10 koin lagi bulan ini.
Baca Juga: Bangkrut di Usia 20-an, Miliarder Mark Cuban Bangkit karena Kata-Kata Ini
Peterffy mengatakan ada kemungkinan aset digital dapat menuai pengembalian luar biasa meski jika beberapa di antaranya juga bisa menjadi nol menurut Bloomberg.
"Saya pikir itu bisa menjadi nol, dan saya pikir itu bisa mencapai satu juta dolar," tambahnya.
Pada awal Desember, miliarder ini memperkirakan bahwa Bitcoin dapat melonjak setinggi USD100.000 sebelum pasar mulai mundur.
Selain Peterffy, pendiri Bridgewater Associates Ray Dalio juga menjadi miliarder terkenal lainnya yang mengungkapkan portofolionya yang berisi beberapa Bitcoin dan Ethereum tahun lalu. Dalio kini memandang investasi aset kripto sebagai “uang alternatif” di dunia, menurutnya uang tunai adalah sampah dengan inflasi yang mengikis daya beli.
Manajer dana lindung nilai miliarder Paul Tudor Jones juga membeli Bitcoin tahun lalu. Menurutnya, langkah itu adalah lindung nilai terhadap inflasi.
Di Amerika Serikat, inflasi berada pada level tertinggi 4 dekade sebesar 6,8%. Hal ini berdampak pada melonjaknya Indeks Harga Konsumen (IHK) seiring dengan kenaikan harga pokok kebutuhan sehari-hari.
Miliarder sudah melihat tanda-tanda bahaya dengan mata uang fiat dan manipulasi bank sentral, oleh karena itu mereka semakin beralih ke aset kripto. Tahun 2022 ini bisa dilihat akan ada lebih banyak investor kaya bergabung dengan barisan jika tren berlanjut.