Tahun ini merupakan rekor terburuk bagi para taipan miliarder internet China. Sebanyak 10 taipan teknologi terkaya di negara itu kehilangan USD80 miliar (Rp1.139 triliun) dalam kekayaan bersih gabungan pada tahun 2021, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Merosotnya kekayaan ini terjadi di tengah tindakan keras besar-besaran oleh regulator China. Penurunan tersebut mewakili hampir seperempat dari total kekayaan mereka dan merupakan penurunan satu tahun terbesar sejak 2012.
Melansir Bloomberg di Jakarta, Kamis (30/12/21) pendiri Pinduoduo Inc. Colin Huang mengalami kerugian terbesar tahun ini sebanyak USD42,9 miliar (Rp611 triliun) atau dua pertiga dari kekayaannya karena saham platform e-commerce anjlok hampir 70%.
Baca Juga: 231 Miliarder Janji di Giving Pledge Buatan Bill Gates untuk Lebih Banyak Beramal
Jack Ma dari Alibaba Group Holding Ltd., yang tidak menonjolkan diri sejak pihak berwenang menekan kerajaan bisnisnya yang luas juga kekayaannya terpangkas sekitar USD13 miliar (Rp185 triliun).
Hanya sedikit orang yang mewujudkan roller coaster kekayaan tahun ini dengan lebih baik daripada pendiri Didi Global Inc. Cheng Wei.
Dalam minggu-minggu sebelum listing Didi di AS pada bulan Juni, investor mengambil saham di pasar sekunder, mendorong penilaian raksasa ride-hailing itu menjadi USD95 miliar (Rp1.353 triliun) dan mengirim nilai saham pendiri Cheng menjadi USD6,7 miliar (Rp95 triliun).
Sayangnya, euforia itu berumur pendek. Saham perusahaan yang berbasis di Beijing ini telah anjlok lebih dari 60% sejak pejabat China mengumumkan penyelidikan dan memintanya untuk delisting dari New York Stock Exchange sehingga meninggalkan kekayaan Cheng pada USD1,7 miliar (Rp24 triliun).
Meski demikian, pendiri ByteDance Ltd. Zhang Yiming adalah taipan internet China yang langka karena melihat kekayaannya tumbuh tahun ini. Ia baru saja memperoleh USD19,5 miliar (Rp277 triliun) berdasarkan penilaian dalam pengajuan SoftBank Group Corp tahun ini.
Meski banyak kehilangan kekayaan pribadi, beberapa miliarder teknologi China telah meningkatkan filantropi mereka sebagai respon atas peringatan Presiden Xi Jinping untuk “kemakmuran bersama” guna mengatasi ketidaksetaraan sosial.
Lei Jun dari Xiaomi Corp. dan Wang Xing dari Meituan telah menyumbangkan saham masing-masing senilai USD2,2 miliar (Rp31 triliun) dan USD2,3 miliar (Rp32 triliun) untuk amal.
Hingga akhir Agustus, miliarder China telah menyumbangkan setidaknya USD5 miliar (Rp71 triliun) untuk amal pada tahun 2021, 20% lebih banyak dari total pemberian nasional tahun sebelumnya, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg News.