Miliarder raja dana lindung nilai, Ray Dalio telah membunyikan 'bel alarm' setelah inflasi di AS melonjak ke level tertinggi sejak 1990. Dalio memperingatkan para pengikutnya bahwa kenaikan nilai portofolio sebenarnya bukan menandakan peningkatan kekayaan.
“Beberapa orang membuat kesalahan dengan berpikir bahwa mereka menjadi lebih kaya karena mereka melihat aset mereka naik harganya tanpa melihat bagaimana daya beli mereka terkikis,” tulis Dalio dalam sebuah posting di LinkedIn. "Yang paling terluka adalah mereka yang memiliki uang tunai."
Dilansir dari The Sydney Morning Herald di Jakarta, Kamis (18/11/21) Dalio adalah miliarder pendiri hedge fund terbesar di dunia, Bridgewater Associates. Dia telah lama dikenal karena pandangannya soal aset yang lebih baik untuk dipegang daripada uang tunai di tengah pencetakan uang bank sentral. Dalam periode kenaikan harga, sebenarnya lebih penting untuk melihat apa yang dapat Anda beli dengan uang itu.
Baca Juga: Keren! Miliarder AS Ray Dalio Raup Rp6,6 Triliun dari Investasi di China
“Ketika banyak uang dan kredit diciptakan, nilainya turun, jadi memiliki lebih banyak uang tidak selalu memberikan satu kekayaan atau daya beli lagi,” tulis Dalio. Ia menambahkan bahwa kekayaan nyata menjadi fungsi dari kapasitas produksi dari waktu ke waktu.
“Mencetak uang dan membagikannya tidak akan membuat kita lebih kaya jika uang itu tidak diarahkan untuk meningkatkan produktivitas.”
Dalio memiliki peringatan tegas untuk ekonomi terbesar di dunia, dan mengatakan penting untuk mengingat implikasi dari perkembangan kebijakan.
“Tidak ada individu, organisasi, negara, atau kerajaan yang tidak gagal ketika kehilangan daya belinya,” tulisnya.
“Amerika Serikat sekarang menghabiskan lebih banyak uang daripada menghasilkan dan membayarnya dengan mencetak uang yang sedang didevaluasi. Untuk meningkatkan kita harus meningkatkan produktivitas dan kerjasama. Saat ini kita berada di jalan yang salah.” ujar Dalio.