Pembuat Ethereum, Vitalik Buterin menggambarkan dirinya sebagai seorang filsuf teknologi dalam sebuah wawancara Stakeborg Talks pada 11 Oktober. Ia bahkan menekankan pentingnya cryptocurrency di dunia modern.
“Saya pasti tidak suka menempatkan diri saya ke dalam kotak. Bisakah saya mengatakan menjadi seorang filsuf teknologi?" ujarnya sebagaimana dikutip dari Planet Crypto di Jakarta, Rabu (13/10/21).
Saat menjelaskan proses pemikirannya, Buterin mengungkapkan kesulitan dalam memilih teknologi atau filosofi.
Baca Juga: Pedas! Caci Maki Cryptocurrency Habis-Habisan, CEO JPMorgan: Bitcoin Gak Berharga!
“Saya berbicara tentang matematika, saya berbicara tentang ekonomi, saya berbicara tentang filosofi, apa arti desentralisasi dan sentralisasi, dan apa jenis desentralisasi yang berguna. Rasanya seperti hal-hal yang kami lakukan pada dasarnya baru.” terang Buterin.
Istilah 'filsuf teknologi' ini muncul setelah Buterin menjelaskan pendekatannya yang berubah terhadap pemikiran cryptocurrency.
“Keahlian saya adalah yang terkuat dalam ide-ide yang lebih teoretis ini jika kita tidak mulai dari berpikir tentang bagaimana hal-hal yang sangat spesifik di dunia ini salah, dan mulai dari 'Kami memiliki alat ini, bagaimana kami membuat cara terbaik untuk mengatur diri kita sendiri dengan alat-alat ini'," katanya.
"Itulah area yang paling saya pikirkan: memikirkan bagaimana area yang berbeda ini bekerja dan tidak bekerja di ruang crypto,” tambahnya.
Di titik itulah Buterin merasa memiliki kemampuan terbaik untuk mengatakan hal-hal yang belum dikatakan orang lain. Namun, Buterin mengatakan komunitas crypto tidak bisa lagi bertahan di bidangnya sendiri. Karena itu, Buterin merasa penting bagi ruang crypto untuk terlibat dengan dunia nyata yang besar.
“Sekarang cryptocurrency lebih besar, itu akan menjadi bagian dari seperti apa dunia di abad ke-21. Ada kemungkinan bahwa saya, Ethereum, dan komunitas crypto akan mulai terlibat dengan masalah tersebut dari waktu ke waktu.” tandas Buterin.
Dalam kesempatan yang sama, Buterin juga berbicara tentang masa depan Organisasi Otonomi Terdesentralisasi (DAO), menekankan perlunya lebih mendalam dan kekuatan pengambilan keputusan.