Legenda investasi dan CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett terkenal karena kecintaannya terhadap investasi pada bisnis yang menghasilkan arus kas. Rupanya, tiga raksasa perusahaan inilah yang paling memberikan dividen besar kepada Buffett.
Perusahaan apa sajakah itu? Dikutip dari Yahoo Finance di Jakarta, Selasa (14/9/21) mari kita lihat tiga saham dalam portofolio Berkshire yang luar biasa!
1. Chevron
Pemimpin dari daftar adalah raksasa minyak dan gas Chevron, yang telah menghasilkan USD11,2 miliar (Rp159 triliun) arus kas bebas selama 12 bulan terakhir dan secara konsisten memposting margin arus kas bebas di rata-rata 10%.
Baca Juga: Warren Buffett Sudah Bertahun-tahun Peringatkan Bitcoin Hanya Racun Tikus dan Fatamorgana
Pada kuartal terakhir, Chevron mengumumkan bahwa mereka akan mengaktifkan kembali program buyback tahunannya karena kombinasi dari peningkatan kinerja operasional dan pengeluaran yang lebih rendah.
Saham saat ini menawarkan hasil dividen yang menarik sebesar 5,6%, yang dapat dimanfaatkan investor hanya dengan menggunakan 'uang receh' mereka.
2. Moody's
Dengan margin arus kas bebas di atas 30%, pemimpin peringkat kredit Moody's berada di urutan berikutnya.
Saham Moody's telah berkinerja baik secara konsisten selama pandemi, naik sekitar 85% selama dua tahun terakhir. Ini menunjukkan bahwa bisnis Moody's adalah bisnis tahan resesi yang layak untuk dipertaruhkan.
Moody's telah menghasilkan sekitar USD2,2 miliar (Rp31,3 triliun) dalam arus kas bebas dua belas bulan. Dan selama paruh pertama tahun 2021, perusahaan telah mengembalikan USD735 juta kepada pemegang saham melalui pembelian kembali saham dan dividen. Moody's memiliki hasil dividen sebesar 0,7%.
3. Coca-Cola
Terakhir, ada raksasa minuman Coca-Cola yang telah menghasilkan USD8,8 miliar (Rp125 triliun) dalam arus kas bebas dua belas bulan dan memberikan margin arus kas bebas di atas 20%.
Meski saham lesu selama beberapa minggu terakhir, tetapi justru memberikan investor jangka panjang dengan titik masuk yang menarik. Kasus investasi jangka panjang Coca-Cola terus didukung oleh kehadiran merek yang tak tertandingi, efisiensi skala besar, dan hambatan pertumbuhan geografis yang masih menarik.
Pada kuartal terakhir, Coca-Cola membukukan pendapatan sebesar USD10,1 miliar, naik dari periode yang sama pada 2019, sebagian besar didorong oleh lonjakan 18% dalam volume unit kasus global. Saham Coca-Cola menawarkan hasil dividen sebesar 3%.