Ternyata miliarder China yang paling patuh juga tidak kebal terhadap serangan regulasi yang melanda ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Dalam putaran yang telah menjungkirbalikkan elit bisnis China, bos Tencent Holdings Ltd. yang sangat patuh terhadap pemerintah, Pony Ma Huateng, telah kehilangan lebih banyak kekayaan kertas selama sembilan bulan terakhir daripada Jack Ma, pendiri Alibaba Group Holding Ltd. dan Ant Group Co.
Dikutip dari Yahoo Finance di Jakarta, Rabu (4/8/21) jatuhnya kekayaan Pony Ma menggarisbawahi seberapa cepat tindakan keras Beijing telah berkembang sejak pihak berwenang membatalkan penawaran umum perdana Ant pada 3 November.
Baca Juga: China Anggap Game Online Meresahkan, Kekayaan Bos Tencent Anjlok Rp45 Triliun!
Sepanjang sembilan bulan China menguasai teknologi besar, Tencent tampaknya jauh lebih baik daripada musuh bebuyutannya, sebagian dibantu oleh reputasi Pony Ma yang tetap berada di luar pusat perhatian.
Sementara Alibaba harus mengeluarkan rekor denda USD2,8 miliar (Rp40 triliun), regulator hanya mengenakan denda token pada Tencent karena tidak meminta persetujuan saat akuisisi dan investasi sebelumnya. Bisnis musiknya baru-baru ini diperintahkan untuk menyerahkan hak streaming eksklusif, meskipun lolos dari skenario buruk dan pecahnya bisnis.
Meski demikian, saham Tencent mencatat penurunan intraday terbesar dalam satu dekade setelah surat kabar yang berafiliasi dengan Xinhua membidik bisnis game utama perusahaan. Kekalahan itu meninggalkan perusahaan, yang awalnya kapitalisasi pasarnya mendekati USD1 triliun menjadi USD550,5 miliar.
Kekayaan Pony turun hampir USD14 miliar (Rp200 triliun) sejak IPO Ant ditangguhkan pada November. Kekayaannya hari ini menjadi USD45,8 miliar (Rp655 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index. Dia sekarang menempati urutan ketiga dalam daftar orang kaya China di belakang Jack Ma yang memiliki kekayaan bersih USD47,8 miliar.
Prospek sebagian besar akan bergantung pada apa yang akan terjadi selanjutnya dari regulator. Tencent sudah bergerak untuk meredakan Beijing dengan berjanji untuk lebih membatasi waktu bermain untuk anak di bawah umur dan melarang pembelian dalam game untuk anak di bawah umur.
Perusahaan juga membahas kemungkinan industri melarang game untuk mereka yang berusia di bawah 12 tahun.