Dua taipan teknologi terkaya di China mengalami penurunan kekayaan minggu ini setelah sekelompok konsumen mengkritik beberapa praktik bisnis mereka.
Saham Pinduoduo turun 9,1% karena berita tersebut, menghapus sekitar USD4,3 miliar (Rp61 triliun) dari kekayaan bersih Colin Huang Zheng. Pendiri e-commerce ini sekarang memiliki kekayaan USD42,9 miliar (Rp612 triliun), menurut Forbes Real-Time Billionaire List, menjadikannya orang terkaya keempat di China.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Yu Renrong, Miliarder China yang Misterius tapi Hartanya Rp189 T
Lalu, dilansir dari Forbes di Jakarta, Senin (17/5/21) pendiri Meituan, Wang Xing, melihat kekayaannya turun USD2,5 miliar (Rp35 triliun) karena investor kembali menjual saham perusahaan pengiriman makanannya. Saham Meituan turun 5,3% lagi pada hari Selasa, menyusul penurunan 7,1% sehari sebelumnya. Kekayaan bersih Wang saat ini mencapai USD19,5 miliar (Rp278 triliun).
Sehari sebelumnya, Dewan Konsumen Shanghai mengatakan bahwa mereka telah memanggil Pinduoduo dan Meituan untuk rapat. Kelompok advokasi konsumen tersebut menegur Pinduoduo karena kualitas produknya yang buruk, produk palsu dan layanan purna jual. Ia juga mengutuk Meituan karena masalah pengembalian dana, kegagalan pengiriman makanan, dan konten yang menyesatkan di platformnya.
Pernyataan dewan tersebut muncul di tengah tindakan keras pemerintah China yang sedang berlangsung terhadap perusahaan teknologi terbesar di negara itu.
Minggu lalu, Wang menerbitkan dan kemudian menghapus postingan di situs media sosial Fanfou yang oleh beberapa orang dianggap sebagai kritik halus terhadap pemerintahan China dalam bentuk puisi.
Wang pun menghapus postingan tersebut dalam beberapa hari kemudian, dan kemudian mengeluarkan klarifikasi. Pria berusia 42 tahun itu mengatakan puisi itu berfungsi sebagai pengingat bahwa antagonis paling berbahaya seringkali tidak seperti yang diharapkan.
Dia menambahkan bahwa pesaing terbesar Meituan mungkin adalah Ele.me, tetapi pada akhirnya bisa jadi perusahaan dan model bisnis yang belum diperhatikan justru mengguncang industri pengiriman makanan.
Pada akhir April, regulator anti-trust Beijing secara resmi meluncurkan penyelidikan atas dugaan praktik bisnis monopoli Meituan yang memaksa pedagang untuk "memilih satu dari dua." Saham raksasa pengiriman makanan itu telah jatuh sekitar 18%.
Beberapa netizen China di Weibo membandingkan posting puisi Wang dengan pidato yang diberikan oleh saingannya Jack Ma di forum keuangan terkenal pada Oktober 2020. Miliarder pendiri raksasa e-commerce Alibaba mengecam sistem peraturan Beijing pada saat itu dan menyebut bank-bank China dengan mentalitas "pegadaian".
Pidato tersebut memicu tindakan keras oleh otoritas China terhadap perusahaan e-commerce tersebut, termasuk penghentian mendadak dari rekor penawaran umum perdana senilai USD35 miliar (Rp499 triliun) dari afiliasi Ant Group dan denda anti-monopoli senilai USD2,8 miliar (Rp40 triliun) di Alibaba.
kurs (Rp14.274/USD)