Produsen ponsel raksasa dunia, Xiaomi telah memastikan untuk terjun ke bisnis mobil listrik. Sang CEO Lei Jun membagikan kisah panjangnya hingga akhirnya ia berani untuk terjun ke bisnis mobil listrik. Melalui akun WeChat-nya, Lei Jun buka suara terkait proyek Xiaomi tersebut berbarengan dengan kisah hidupnya.
Dahulu, Lei Jun hanyalah programmer di Kingsoft. Hingga suatu hari, bosnya melihat bakatnya hingga ia pun dipromosikan menjadi General Manager. Awalnya, ia enggan, namun seorang rekan kerjanya tak sengaja memformat komputernya hingga menghapus semua data coding yang telah ditulis Lei Jun selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Gokil, Demi Masuk Pasar Mobil Listrik, Xiaomi Rela Rogoh Kocek Triliunan
"Aku sangat suka menulis program komputer. Aku pikir aku akan melakukan itu seumur hidupku," ujar Lei Jun dalam suratnya di WeChat yang dikutip dari KrAsia di Jakarta, Jumat (16/4/21).
Di titik itu, ia pun meninggalkan dunia coding dan belajar menjadi General Manager yang membuatnya harus belajar banyak, seperti manajemen dan marketing.
Hingga akhirnya pada tahun 2007, langkah besar dalam hidupnya yakni saat ia resign dari Kingsoft dan menjadi angel investor berbagai startup.
"Kala itu, sulit mendapat uang untuk startup. Aku ingin menjadi kawan entrepreneur, menolong mereka. Aku menjadi salah satu angel investor pertama di negaraku," lanjutnya.
Pada tahun 2016, Lei pun fokus menangani Xiaomi yang tengah terpuruk. Untuk pertama kalinya ia memimpin langsung tim hardware dan manufaktur. Strateginya pun sukses hingga Xiaomi dikenal sebagai tiga besar produsen smartphone dunia.
"Dari seorang programmer ke manajer, dari entrepreneur ke investor, dari internet ke hardware, aku melalui reboot besar. Hal ini membutuhkan keberanian, determinasi, dan kehendak kuat untuk belajar serta kekuatan menghadapi rasa sakit yang besar," tandasnya.
Lebih lanjut, Lei Jun akhirnya bercerita awal ia tertarik pada mobil listrik. Yakni pada delapan tahun silam, atau tahun 2013, ia meeting dua kali dengan Elon Musk, lalu membeli Tesla dan mulai memperhatikan industri kendaraan listrik.
Selama bertahun-tahun, topik kendaraan listrik menjadi pembicaraan eksekutif Xiaomi. Hingga pada Januari 2021, direksi Xiaomi mulai menaruh perhatian ke bisnis mobil listrik yang semakin serius.
"Awalnya, aku tidak mau. Bisnis smartphone kami mampu mendaki kembali ke tempat ketiga secara global, tapi pertarungan belum usai. Akankah kendaraan listrik jadi distraksi? Inginnya tetap berdiam tapi angin menderu terus menerus. Kami pun mulai meriset (kendaraan listrik)," terang Lei Jun.
Banyak orang yang mengatakan bahwa Xiaomi sudah cukup siap dan berpengalaman dalam hardware dan internet sehingga bisa memulai mobil listrik. Namun, ada juga yang meminta Lei Jun untuk berhati-hati karena industri mobil sangat kompleks, investasinya tinggi dan timbal baliknya jangka panjang. Keputusan ini sangat penting bagi Xiaomi.
"Ketika memasuki industri smartphone, kami tak punya apa-apa. Kompetitor kami waktu itu semuanya raksasa tapi kami masih mencapai keajaiban saat ini. Aku bertanya berulangkali, apakah masih ada keberanian yang sama, determinasi yang sama dan kekuatan fisik yang sama seperti 10 tahun silam?" tegasnya.
Saat melakukan survei, ternyata kebanyakan fans Xiaomi memberi dukungan agar perusahaan terjun membuat mobil listrik.
"Setelah berdiskusi dengan lebih dari 200 veteran industri otomotif, 4 diskusi manajemen internal, dan dua pertemuan direksi, kami akhirnya mengambil keputusan terpenting dalam sejarah Xiaomi: Xiaomi secara resmi memasuki pasar kendaraan listrik pintar," ujarnya.
Dalam 10 tahun kedepan, Xiaomi akan diguyurkan investasi USD 10 miliar dalam proyek ini. Dan Lei Jun mendeklarasikan dirinya akan memimpinnya langsung sebagai proyek besar terakhirnya.
"Aku menatap ke depan untuk melihat mobil listrik Xiaomi melalui setiap jalan di dunia. Aku secara pribadi memimpin timnya, ini akan menjadi proyek entrepreneur besar terakhir dalam hidupku. Aku tahu persis apa arti keputusan ini dan aku mau mempertaruhkan seluruh reputasi bertarung untuk Xiaomi," tandas Lei Jun.