Kesenjangan antara si kaya dan si miskin pun diprediksi oleh miliarder Bill Gates. Salah satu pendiri Microsoft ini memperkirakan bahwa negara miskin akan tertinggal enam hingga delapan bulan di belakang negara kaya dalam akses vaksin Covid-19.
Gates mengungkap bahwa peluncuran vaksin Covid-19 pertama memiliki masalah distribusi yang sulit.
"Setiap politisi berada di bawah tekanan untuk mengajukan tawaran agar negara mereka bisa berada di urutan atas dalam antrean (pasokan vaksin)," ujar Gates dalam wawancara dengan Reuters, sebagaimana dilansir di Jakarta, Kamis (28/1/21).
Baca Juga: Bill Gates Kaget dengan Teori Konspirasi tentang Dirinya, Katanya: Itu Gila dan Jahat!
Bill Gates, melalui yayasannya, Bill dan Melinda Gates telah berkomitmen sebesar USD1,75 miliar (Rp24,7 triliun) untuk tanggapan global terhadap pandemi Covid-19. Dana tersebut termasuk dana inisiatif berbagi vaksin, COVAX, yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan didukung oleh sejumlah produsen vaksin.
COVAX ditargetkan akan memberikan 2,3 miliar dosis vaksin Covid-19 hingga akhir tahun. Vaksin yang dipimpin oleh GAVI ini akan mendistribusikan 1,8 miliar dosis vaksin ke negara-negara miskin secara gratis.
"Jumlah total dosis yang akan dimiliki GAVI (dan COVAX) pada paruh pertama tahun ini masih sangat sedang. Ya, mereka akan mendapatkan beberapa dosis, tetapi jika Anda membandingkan kapan mereka akan mencapai persentase cakupan yang sama dengan negara kaya, di situlah menurut saya enam sampai delapan bulan, berdasarkan skenario terbaik," kata dia.
CEO GAVI Seth Berkley, memperingatkan adanya kepanikan vaksin karena banyak negara mengejar kesepakatan dengan para produsen obat untuk mengamankan pasokan vaksin bagi mereka.
Bahkan, ada tekanan menempuh proses hukum apabila distribusi vaksin terlambat. Namun, menurut Gates, tekanan seperti itu tidak membantu. Perusahaan farmasi besar seperti Pfizer, BionTech, AstraZeneca, dan Moderna berhasil mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang dari setahun.
"Jika Anda adalah perusahaan farmasi yang tidak membuat vaksin, Anda tidak berada di bawah tekanan. Tetapi orang-orang yang membuat vaksin, merekalah yang diserang. Ini adalah situasi klasik dalam kesehatan global, di mana para pendukung tiba-tiba menginginkan vaksin dengan harga nol dolar dan segera. Dan saya merasa seperti perusahaan farmasi yang terjun, ya... merekalah alasan kita dapat melihat akhir dari epidemi," tandas Gates.