Miliarder investor kawakan, Warren Buffett telah lama menentang Bitcoin. Baru-baru ini bahkan Buffett menyebut aset Bitcoin seperti 'racun tikus' dan mengatakan tak akan pernah berinvestasi pada Bitcoin.
Dilansir dari The Motley Fool di Jakarta, Selasa (19/1/21) ini bukanlah kali pertama Buffett mengkritik mata uang kripto. Tetapi pernyataannya kali ini menjadi pernyataannya yang paling tajam.
Warren Buffett dengan mitranya, Charlie Munger telah mencela kripto selama bertahun-tahun. Munger sangat kritis dengan melihat semua aset kripto sebagai penipuan.
Baca Juga: Lebih Gila dari Bitcoin, Aset Kripto ini Meroket 600%
Tetapi tetap saja, kita tak bisa membantah return yang didapatkan dari Bitcoin. Sejak 2011, cryptocurrency terbesar di dunia telah tumbuh sebesar 293% per tahun. Return-nya bahkan lebih dari 4.000.000%.
Pada Desember 2020, dalam laporan Cointelegraph dikatakan bahwa Bitcoin memiliki return hingga 8.900.000% dari sejak awal debutnya. Bitcoin dianggap menjadi aset terbaik dalam sejarah peradaban dan akan terus berlanjut tahun ini.
Adapun 'racun tikus' dari maksud Warren Buffett adalah aset "gelembung" tanpa nilai intrinsik. Buffett bahkan mengatakan bahwa sebagian besar aset ini akan runtuh nilainya secara besar-besaran.
Sementara itu, The Motley Fool membandingkan Bitcoin dengan gelembung masa lalu yang runtuh yaitu Tulipmania dan South Sea Bubble. Keduanya menjadi contoh klasik dalam sejarah maniak keuangan dan sering dibandingkan dengan Bitcoin itu sendiri.
Tulipmania hanya bertahan dalam waktu satu tahun yaitu pada tahun 1636 dan 1637. Sementara South Sea Bubble, bertahan selama sembilan tahun sejak tahun 1711 hingga 1720, dengan ayunan harga paling jelas terjadi pada 1720.
Bitcoin sendiri telah naik selama 11 tahun, berbeda dengan yang lain berumur jauh lebih pendek. Keruntuhan South Sea Bubble pun dianggap sebagai gelembung 'sebenarnya'. Karena itulah, menurut The Motley Fool, Bitcoin bukan aset 'gelembung' seperti yang dipikirkan oleh Warren Buffett.
Kenaikan aset jangka panjang Bitcoin tidak memenuhi satu dari kriteria jangka pendek. Pasalnya, Bitcoin telah berlangsung terlalu lama untuk menjadi gelembung biasa.