Mantan CEO Google, Eric Schmidt merupakan sosok orang terkaya dunia yang dulunya ditugaskan sebagai 'orang dewasa' untuk mengawasi pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin karena dianggap masih muda. Pria 65 tahun ini adalah seorang insinyur perangkat lunak yang turut berperan besar saat Google melantai bursa di tahun 2004.
Hari ini, menurut perkiraan Forbes, Schmidt memiliki harta sebesar USD17 miliar (Rp238 triliun) berkat sahamnya di Google yang mencapai USD5,3 miliar (Rp74 triliun).
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Alisher Usmanov, Oligarki Muslim Rusia Berharta Rp225 Triliun
Schmidt adalah sosok yang cerdas dan brilian. Tak hanya di bidang akademik, tetapi juga unggul dalam olahraga. Pria yang dulu bercita-cita sebagai arsitek ini pernah menjadi pelari jarak jauh di sekolah menengah.
Saat ia ingin menggapai cita-citanya sebagai seorang arsitek di Universitas Princeton, tiba-tiba ia berubah pikiran. Dia segera menyadari bahwa dia lebih tertarik pada teknik kelistrikan dan mengubah jurusannya.
Schmidt pun melanjutkan pendidikannya di University of California, Berkeley hingga menyelesaikan gelar doktornya. Sebelum bergabung dengan Google, Schmidt pernah bekerja di beberapa perusahaan termasuk Sun Microsystems sebagai chief technology officer dan juga pernah sebagai CEO Novell sebelum bergabung dengan Google pada tahun 2001 sebagai CEO.
Saat menjadi CEO Novell, Schmidt memimpin periode penurunan di Novell di mana protokol IPX-nya digantikan oleh produk TCP/IP terbuka, sementara pada saat yang sama Microsoft mengirimkan tumpukan TCP/IP gratis di Windows 95. Hal ini membuat Novell kurang menguntungkan. Pada tahun 2001, dia pun pindah ke Google setelah Novell di akuisisi Cambridge Technology Partners.
Saat pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mewawancarai Schmidt. Mereka langsung terkesan oleh pria berkacamata ini. Mereka pun langsung merekrut Schmidt untuk menjalankan perusahaan pada tahun 2001 di bawah bimbingan pemodal ventura John Doerr dan Michael Moritz.
Pada Maret 2001, Schmidt bergabung dengan dewan direksi Google sebagai ketua, dan menjadi CEO perusahaan pada Agustus 2001. Di Google, Schmidt berbagi tanggung jawab atas operasi harian perusahaan dengan Page dan Brin.
Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Stefan Persson, Sosok Besar di Balik Kesuksesan H&M
Sebelum penawaran umum perdana Google di tahun 2004, Schmidt memiliki tanggung jawab untuk membangun infrastruktur perusahaan yang diperlukan guna mempertahankan pertumbuhan cepat Google sebagai perusahaan. Schmidt juga diamanahkan untuk memastikan bahwa kualitas Google tetap tinggi sementara waktu siklus pengembangan produk dijaga seminimal mungkin.
Setelah dipekerjakan di Google, Eric Schmidt digaji USD250.000 dan bonus kinerja tahunan. Dia diberi 14.331.703 saham biasa Kelas B dengan harga USD0,30 per saham dan 426.892 saham preferen Seri C dengan harga pembelian USD2,34.
Pada tahun 2004, gaji Schmidt berubah. Ia dan para pendiri Google menyetujui gaji pokok yang diperoleh Schmidt usai IPO sebesar USD1 yang berlanjut hingga 2010 dengan kompensasi lain sebesar USD557.465 pada tahun 2006, USD508.763 pada tahun 2008, dan USD243.661 pada tahun 2009.
Schmidt tidak menerima saham atau opsi tambahan pada tahun 2009 atau 2010. Sebagian besar kompensasinya adalah untuk keamanan pribadi dan penyewaan pesawat pribadi.
Schmidt adalah salah satu dari sedikit orang yang menjadi miliarder berkat opsi saham yang diterima sebagai karyawan di perusahaan saat ia bukanlah pendirinya.
Dalam daftar Miliarder Dunia 2011, Forbes menempatkan Schmidt sebagai orang terkaya ke-136 di dunia, dengan perkiraan kekayaan USD7 miliar. Google pun memberinya penghargaan ekuitas USD100 juta pada tahun 2011 ketika dia mengundurkan diri sebagai CEO.
Pada tanggal 20 Januari 2011, Google mengumumkan bahwa Schmidt akan mundur sebagai CEO Google tetapi tetap menjabat sebagai ketua eksekutif perusahaan dan bertindak sebagai penasihat perusahaan. Pada 4 April 2011, Page menggantikan Schmidt sebagai CEO. Namun kini, Schmidt tak lagi berada di Google, ia telah sepenuhnya melenggang pergi pada Februari 2020.
Meski demikian, sahamnya yang mencapai jutaan dolar di Google tetap membawanya sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Hal ini disebabkan oleh kinerja Google yang terus meningkat.