Pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno melihat belakangan ini banyak usaha kecil menengah (UKM) hingga startup di Indonesia menjalankan strategi bertahan hidup agar usahanya dapat kembali melesat ketika pandemi Covid-19 telah berakhir.
Sandi menegaskan strategi bertahan hidup tidak akan bertahan. Sebab tidak seorang pun tahu kapan krisis ini akan berlalu. Bahkan, apa yang dikatakan new normal di masa pra-pandemi harus mengalami pendefinisian ulang.
Untuk itu, Sandi membocorkan hal yang semestinya dilakukan oleh UKM dan startup agar menjadi pemenang di era new normal. "Pebisnis harus menemukan kembali pengetahuan bisnis mereka untuk memunculkan model bisnis yang baru," tegasnya di Jakarta, Minggu (20/9/2020).
Baca Juga: Kemenkop-UKM & Grab Target Gembleng 400 Ribu UMKM di Akhir Tahun
Menurutnya, layaknya pertandingan basket kalau jalan di kanan akan ditutup, maka kita harus pintar pivot ke kiri. Dia menegaskan bahwa UKM dan startup mau tidak mau harus mengedepankan aspek kesehatan dan digitalisasi dalam setiap tahapan bisnis mulai dari pemesanan, pembayaran, produksi, hingga penyediaan barang.
"Zaman sekarang data dan tren bisnis bisa kita dapatkan dengan mudah. Kita tinggal mengamati, meniru, dan memodifikasi tren yang ada sehingga kita memiliki model bisnis baru," jelasnya.
Jika dilihat dari aspek dukungan kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan ekonomi nasional khususnya UMKM, nampaknya jauh dari harapan. Tim ekonomi pemerintah telah gagal membangun rumusan kebijakan stimulus fiskal untuk menyelamatkan UMKM.
"Faktanya daya beli terus menurun. Semoga Banpres (Bantuan Presiden) bisa menolong ultra mikro," tambahnya.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengungkapkan beberapa bisnis yang saat ini dibutuhkan masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, teleconferencing, kursus terbuka, biotech, legal, dan clear energy. Meski mengaku sempat kebingungan menghadapi perubahan perilaku konsumen di awal pandemi, kini Sandi sudah berhasil menyesuaikan model bisnisnya.
Sandi menegaskan, ada empat kekuatan yang bisa digaungkan dalam dunia entrepreneurship, yaitu pencapaian atau target, stimulasi, arah atau tujuan, dan keamanan bisnisnya. "Bila ini semua bisa digapai, maka apa pun usahanya pasti akan sangat maju," tutupnya.
Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi Gerindra Kamrussamad mengatakan, di era digitalisasi saat ini para pengusaha muda harus bisa beradaptasi. Salah satunya, membuka kemitraan dengan elemen atau komunitas seperti asosiasi industri kreatif.
"Kemitraan dengan komunitas berbasis industri kreatif ini menjadi penting terutama agar produk wirausaha bisa ikut terpasarkan dengan baik," katanya.
Kamrussamad mengaku, tantangan bisnis saat ini ini memang lebih tinggi dari biasanya. Ia menilai pebisnis dituntut untuk berpikir out of the box dan memanfaatkan teknologi online agar bisnis tetap bisa berjalan dan tak berujung merugi.
"Manfaatkan setiap sumber daya yang ada, serta gunakan berbagai software yang bisa mendukung kelancaran bisnis selama Covid-19 masih merajalela. Intinya adalah kita terus mau belajar, research, dan mampu melihat tren serta meraba tren yang akan datang," pungkasnya.