CEO Berkshire Hathaway Inc, Warren Buffett memang investor kelas yang tak tergapai. Pada ulang tahunnya yang ke-90, Buffett mengumumkan bahwa perusahaannya mengakuisisi lebih dari 5% saham di masing-masing dari lima perusahaan perdagangan Jepang terkemuka. Perusahaan tersebut adalah Itochu Corp., Marubeni Corp., Mitsubishi Corp., Mitsui & Co., dan Sumitomo Corp.
Dilansir dari CNBC International di Jakarta, Senin (31/8/2020) Berkshire mengatakan pihaknya mengakuisisi kepemilikan selama periode sekitar 12 bulan melalui pembelian reguler di Bursa Efek Tokyo. Berdasarkan harga penutupan hari Jumat untuk rumah perdagangan, 5% saham masing-masing akan bernilai sekitar USD6,25 miliar (Rp91 triliun).
Baca Juga: Bill Gates Rayakan Ultah Warren Buffett, So Sweet Banget!
Bagi Buffett, langkah tersebut bukanlah permainan perdagangan yang cepat. Berkshire ingin menahan investasi jangka panjang dan dapat meningkatkan kepemilikannya di salah satu perusahaan hingga maksimum 9,9%, tergantung pada harga.
Berkshire juga berjanji untuk tidak melakukan pembelian di luar 9,9% saham di salah satu perusahaan, kecuali diberikan persetujuan oleh dewan direksi perusahaan perdagangan.
Perusahaan perdagangan Jepang yang dikenal sebagai "sogo shosha" adalah konglomerat yang mengimpor segala sesuatu mulai dari energi dan logam hingga makanan dan tekstil ke Jepang yang kekurangan sumber daya. Mereka juga memberikan layanan kepada produsen.
Dalam menjelaskan niatnya untuk investasi di rumah perdagangan, Berkshire menunjuk pada sejarah kepemilikan pasif jangka panjangnya di perusahaan seperti Coca-Cola Co., American Express Co., dan Moody's Corp., yang masing-masing berlangsung selama beberapa dekade.
"Saya senang Berkshire Hathaway berpartisipasi di masa depan Jepang dan lima perusahaan yang telah kami pilih untuk investasi," kata Buffett. "Saya berharap ke depan bisa ada peluang yang saling menguntungkan," ujarnya lagi.
Berkshire juga mengatakan bahwa meskipun taruhannya besar dalam mata uang yen, ia akan memiliki sedikit eksposur terhadap fluktuasi mata uang karena memegang 625,5 miliar obligasi dalam mata uang yen sebesar USD5,93 miliar (Rp86 triliun) yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal dari 2023 hingga 2060.