Di tengah perlombaan di seluruh dunia untuk menemukan obat untuk mengobati Covid-19, Patanjali Ayurved yang merupakan miliarder pembuat produk herbal di India, mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan obat yang dapat sepenuhnya menyembuhkan corona.
Tetapi Corona Kit yang baru saja diluncurkan dan terdiri dari Coronil, pil ayurveda, tetes hidung dan minyak herbal, malah mendapat kecaman dari pemerintah dan komunitas medis India.
Baca Juga: RI Punya Obat Corona, Rupiah Lumpuhkan Dolar AS dan Jadi yang Terbaik di Asia!
Patanjali Ayurved adalah seorang pengusaha yang menjual segala sesuatu dari herbal mulai dari pasta gigi dan kosmetik hingga mie dan selai, ia mendirikan perusahaannya bersama guru yoga Baba Ramdev yang memiliki koneksi politik baik, yang menjadi wajah perusahaan tetapi tidak memiliki saham.
Mitra bisnisnya, Acharya Balkrishna memiliki 98,5% saham dan merupakan miliarder dengan kekayaan bersih USD1,2 miliar.
Patanjali, telah mencatat laju pertumbuhan yang cepat dengan menghadapi saingan-saingan multinasional seperti Nestle dan Hindustan Unilever dan Dabur yang tumbuh di dalam negeri, serta dimiliki oleh miliarder klan Burman. Penambahan Coronil ke dalam portofolio perusahaannya akan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan.
Pengumuman Patanjali tentang obat herbal corona yang dibuat oleh duo tersebut dilakukan di sebuah konferensi pers di kota Haridwar, India utara. Peluncuran Coronil datang pada saat India melihat kasus corona yang meningkat di negaranya. Dengan 440.215 kasus (dan 14.011 kematian) sejauh ini, India saat ini merupakan tertinggi keempat di dunia yang dites positif mengidap penyakit tersebut.
Namun, Coronil buatan Patanjali dipertanyakan oleh Kementerian Ayush India, yang mempromosikan pengobatan alternatif termasuk ayurveda, homeopati, dan yoga.
"Fakta-fakta dari klaim dan perincian studi ilmiah yang disebutkan tidak diketahui oleh Kementerian," katanya dalam sebuah pernyataan.
Kementrian juga meminta perusahaan untuk berhenti mengiklankan atau mempublikasikan klaim-klaim semacam itu sampai masalah tersebut diperiksa dengan sepantasnya.
Kementerian ingin Patanjali untuk menyerahkan rincian obat ajaib itu seperti studi penelitian yang dilakukan, termasuk ukuran sampel pasien dan protokol yang diikuti. Setelahnya, perusahaan mengatakan telah mengirimkan informasi yang diperlukan.