Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Perkenalkan Paul Sacher, Orang Terkaya Ketiga di Dunia pada Abad 90-an

Foto Berita Perkenalkan Paul Sacher, Orang Terkaya Ketiga di Dunia pada Abad 90-an
WE Entrepreneur, Jakarta -

Sejak tahun 1995, pendiri Microsoft Bill Gates telah menjadi orang terkaya di dunia. Saat itu, kekayaan Gates sudah mencapai USD22 miliar. Lalu, orang terkaya kedua di dunia saat itu adalah Warren Buffett dengan kekayaan bersih USD16 miliar.

Tetapi, siapa orang terkaya ketiga di dunia pada pertengahan tahun 1990-an itu? Kalau kamu belum tahu, dia adalah Paul Sacher, seorang berkebangsaan Swiss.

Dikutip dari Celebrity Net Worth di Jakarta, Rabu (9/6/21) Sacher merupakan putra pekerja kargo stasiun kereta api yang lahir pada 28 April 1906 di Basel, Swiss.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Jay Chaundhry, Perantau Miskin dari India yang Jadi Miliarder di AS

Sacher adalah seorang musisi dan konduktor orkesta. Ia telah belajar biola pada usia 6 tahun. Sacher juga turut membiayai pendidikannya dengan memberikan pelajaran biola kepada anak-anak. Ia belajar musik di Konservatorium Basel di bawah konduktor terkenal dunia, Felix Weingartner.

Pada tahun 1926, saat usianya baru 18 tahun, Paul mendirikan Basel Chamber Orchestra. Dalam beberapa tahun orkestra juga menampilkan paduan.

Pada tahun 1933, Paul mendirikan sebuah sekolah bernama Schola Cantorum Basiliensis, sebuah lembaga untuk mempelajari semua jenis musik klasik.

Kisah Paul sejatinya cukup rumit, namun ada benang merah yang bisa diambil dari pernikahan Fritz Hoffman dan Adele La Roche yang menikah pada tahun 1985. Setelah menikah, nama belakang baru pasangan itu adalah "Hoffman-La Roche."

Setahun setelah menikah, Fritz mendirikan perusahaan farmasi dan kimia yang diberi nama Hoffman-La Roche. Pada tahun-tahun awal berdiri, perusahaan memproduksi, mengemas dan menjual berbagai vitamin. Roche sebenarnya adalah perusahaan pertama yang mensintesis vitamin C untuk pemasaran massal.

Saat ini, Roche adalah perusahaan farmasi terbesar di dunia, menghasilkan pendapatan sekitar USD60 miliar (Rp856 triliun) pada tahun 2020. Perusahaan ini dikenal dengan obat kanker dan pengobatan HIV hingga Tamiflu.

Fritz Hoffman pun meninggal pada tanggal 18 April 1920. Setelah kematiannya, putranya Emanuel mewarisi kepemilikan penuh atas bisnis keluarga.

Satu tahun setelah kematian ayahnya, Emanuel Hoffman menikah dengan seorang pematung bernama Maja Stehlin. Emanuel dan Maja mengumpulkan koleksi karya pelukis seperti Max Ernst, Pablo Picasso, Joan Miro dan Paul Klee. Setelahnya, Emanuel dan Maja dikaruniai dua anak; Luc dan Vera.

Namun, tragisnya, Emanuel meninggal pada tahun 1932 dalam sebuah kecelakaan mobil di usia 36 tahun. Setelah kematian Emanuel, Maja mewarisi kepemilikan penuh atas Roche. Dan pada tahun 1934, Maja menikah lagi dengan seorang musisi lokal bernama Paul Sacher. Dua anak Maja yang masih kecil, Luc dan Vera pun diadopsi oleh Sacher.

Dengan kekayaan barunya, Paul membawa hasratnya pada musik klasik ke tingkat yang sama sekali baru. Dia membayar orkestra untuk berkeliling dunia. Dia menugaskan lebih dari 80 karya klasik baru dan mendanai pertunjukan publik berkelanjutan di Basel Chamber Orchestra miliknya.

Paul juga meluncurkan Yayasan Paul Sacher yang mengkurasi sebuah perpustakaan di Basel yang mencakup koleksi manuskrip musik paling penting di dunia. Saat ini, perpustakaan tersebut menampung manuskrip dan surat dari lusinan komposer musik klasik yang paling penting.

Selain menekuni hobinya di musik klasik, Paul juga mengawasi Hoffman-La Roche. Dia menghabiskan lebih dari enam dekade sebagai anggota dewan, memainkan peran penting dalam mengarahkan perusahaan dari titik terendah pasca perang dunia kedua ke dominasi global.

Pada tahun 1989, Maja meninggal pada usia 93 tahun. Saat itu Paul menjadi pemilik individu terbesar Hoffman-La Roche. Begitulah cara Paul Sacher, pemain biola dan konduktor orkestra yang rendah hati, menjadi salah satu orang terkaya di planet ini. Setelah kematian istrinya, Sacher menjadi miliarder berharta USD7 miliar.

Pada 26 Mei 1999, Sacher meninggal dunia di usia 93 tahun dan kekayaannya mencapai USD13 miliar. Dia adalah orang terkaya di Eropa. Sepanjang tahun 1990-an hingga kematiannya, Paul Sacher adalah orang terkaya ketiga di dunia setelah Warren Buffett dan Bill Gates.

Setelah kematiannya, sekitar 9% saham di Hoffman-La Roche dibagi oleh anak tirinya. Hari ini generasi kelima pewaris Hoffman, diperkirakan 15 orang, mengendalikan kekayaan sekitar USD40 miliar. Mereka adalah salah satu keluarga terkaya di dunia. Setiap tahunnya, 15 ahli waris itu membagi sekitar USD700 juta dalam bentuk dividen saja.

Tag: Paul Sacher, Orang Terkaya

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Aceh bisnis