Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Ini Dia Orang Terkaya Kedua di Dunia: Bernard Arnault Sang Taipan Barang Mewah asal Prancis

Foto Berita Ini Dia Orang Terkaya Kedua di Dunia: Bernard Arnault Sang Taipan Barang Mewah asal Prancis
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pandemi telah membuat orang kaya semakin kaya. Dan seorang pria yang menjual tas tangan mahal dan sampanye telah naik satu tempat ke posisi No. 2 di daftar kaya mengalahkan Elon Musk dari Tesla.

Ialah taipan asal Prancis, Bernard Arnault, kepala eksekutif grup barang mewah terbesar di dunia, LVMH. Ia sekarang menjadi orang terkaya kedua di dunia, di belakang Jeff Bezos, berkat kebangkitan permintaan akan barang mewah.

Baca Juga: Hebat! Bos LVMH dan Elon Musk Cuan Jumbo Rp189 T Hanya dalam Seminggu!

Dilansir dari Fortune di Jakarta, Rabu (21/4/21) LVMH telah melaporkan lonjakan pendapatan pada kuartal pertama, melampaui angka pra-pandemi dan memungkinkan Arnault yang memiliki 47,5% LVMH untuk melompat ke posisi kedua dalam Daftar Miliarder Real-Time Forbes.

Memiliki segudang nama mewah, LVMH memiliki brand minuman seperti Moët & Chandon dan Hennessy serta merek fesyen Louis Vuitton, Loewe, Christian Dior, dan Kenzo.

Pada bulan November, perusahaan Prancis itu juga mewujudkan impian lama dalam meraih pengambilalihan perhiasan AS Tiffany & Co senilai USD16 miliar (Rp232  triliun) yang saat ini sedang diintegrasikan ke dalam portofolio LVMH.

Saking pentingnya akuisisi tersebut, LVMH mengatakan tidak akan mempertimbangkan pembelian lain sampai integrasinya selesai. Kekayaan bersih seluruh keluarga Arnault saat ini bernilai USD182 miliar (Rp2.649 triliun).

Kekayaan Arnault yang sangat bergantung pada gemerlapnya merek-merek mewah sempat menjadi orang terkaya di dunia pada Desember 2019 dan pada Januari 2020. Tapi tidak bertahan lama. Hal ini karena ketika pandemi COVID-19 pecah di China yang menjadi pasar pertumbuhan terbesar perusahaan, saham dalam kelompok barang mewah itu turun, menjatuhkan Arnault dari peringkat teratas.

Namun permintaan dari konsumen China telah bangkit kembali, dengan penjualan LVMH di Asia, tidak termasuk Jepang, melonjak 86% lebih tinggi pada kuartal pertama dibandingkan dengan tahun lalu. Secara keseluruhan, pendapatan LVMH naik 32% dari periode yang sama di tahun 2020 dan 8% lebih tinggi dari tahun 2019 karena didorong oleh permintaan di Asia dan AS.

Meski demikian, pendapatan di pasar Eropa masih merah karena negara-negara di kawasan itu bergulat dengan perintah penguncian yang diperbarui dan kurangnya langkah turis. Jika sebagian besar Eropa keluar dari penguncian dan toko dibuka kembali, kekayaan Arnault mungkin masih terus bertambah.

Tag: Bernard Arnault, LVMH

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Forbes