Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Kisah Sukses Pendiri everShine, dari Lahir di Gubuk Pinggir Kali hingga Sukses Miliki Brand Sendiri

Foto Berita Kisah Sukses Pendiri everShine, dari Lahir di Gubuk Pinggir Kali hingga Sukses Miliki Brand Sendiri
WE Entrepreneur, Jakarta -

Christina Lie menggandeng pendiri everShine Skin Care, Mery di kanal YouTube-nya dalam video yang bertajuk "Lahir di Gubug Pinggir Kali, Pernah Lumpuh, kini Produknya Viral direview Suhay & Tasya | Evershine".

everShine merupakan produk yang baru diluncurkan pada tahun 2018 tetapi sudah terkenal pada tahun 2019. Mery, sang pendiri, adalah anak ke-7 dari 9 bersaudara yang lahir dari keluarga miskin. Ia dan keluarganya bahkan tinggal di gubuk pinggir kali, ibunya berjualan nasi uduk di pagi hari dan berjualan kue keliling bersama Mery di siang hari.

Baca Juga: Raup Profit Ratusan Juta Rupiah, Ini Rahasia Sukses Arief Budiman Nasuko Hanya Lewat Bisnis Dropship

Dari situ, Mery bertekad untuk membahagiakan dan memberikan kehidupan yang nyaman kepada ibunya. Karena itulah, sejak kecil Mery sudah berjualan dimulai dengan membuat ikat rambut dan laku terjual.

Mery hanya menempuh pendidikan hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan ia bersyukur akan hal itu. Setelah lulus SMK, Mery menjadi pekerja lepas di biro jasa, lalu bekerja 4 tahun di perusahaan garment industri. Pada saat itu, Mery benar-benar digembleng habis-habisan, sering dimarahi dan dibentuk dengan keras.

Namun, Mery tetap memutuskan untuk bertahan karena ia harus bekerja. Saat digembleng itu pun, Mery percaya kepada Tuhan bahwa suatu saat hidupnya pasti berubah. Mery pun sering melihat manajer-manajer perusahaan, dan bertekad untuk bisa setara dengan mereka.

Seiring berjalannya waktu, Mery pindah ke perusahaan lain dengan jabatan yang lebih baik yaitu Asisten Manajer Marketing.

"Kalau lagi dibentuk dari bawah, jangan terlalu banyak ngeluh. Percaya saja Tuhan pasti punya rencana yang indah," ujar Mery.

"Kalau kita dimulai dari bawah, kita lebih berisi," lanjut Mery lagi.

Mery juga mengungkap bahwa ia selalu memberikan yang terbaik saat bekerja. Ia tak pernah meminta naik gaji jika performance bekerja tak membaik. Tetapi, Mery bisa naik gaji hingga 4x dalam satu tahun karena atasannya mengapresiasi pekerjaan yang ia lakukan.

Setelah bekerja, Mery pernah bergabung dengan Multi Level Marketing (MLM) hingga keliling kota untuk training sebagai leader. Dari hasil MLM ini, Mery bisa membeli mobil dan satu unit apartemen.

Tetapi, Mery merasa lelah bekerja di MLM karena harus berpegian sendiri membawa barang-barang berat. Karena itulah Mery berhenti dan bekerja kembali di perusahaan baru.

Namun, karena perusahaan tersebut berantakan, Mery pun merapikan sistem manajemennya. Sayang ujian kembali menyapa Mery, tiba-tiba Mery jatuh sakit secara mendadak, lalu di MRI dan ditemukan dua lumbal Mery keluar. Mery pun harus operasi yang memakan biaya hingga ratusan juta rupiah. Kalau tidak, ia akan lumpuh.

Selama sakitnya belum terlalu parah, Mery tetap memaksakan diri untuk bekerja. Hingga akhirnya, Mery sudah tidak kuat dan keluar dari pekerjaannya, tetapi 'pintu' perusahaan ini selalu terbuka untuk Mery jika ia ingin kembali.

Mery selalu paham bahwa hidup itu adalah proses. Karena itulah, ia tak pernah ingin mengeluh atas apapun yang harus ia jalani hari ini dan melakukan yang terbaik.

Setelah satu bulan keluar dari perusahaan, keadaan Mery memburuk bahkan ia sampai tak kuat berjalan saking sakitnya. Mery juga sempat merasa bahwa mungkin hidupnya hanya sampai saat itu.

Di titik terendahnya, Mery berdoa kepada Tuhan untuk disembuhkan. Hingga seminggu kemudian, ia pun terapi saraf kejepit. Mery tak menyerah, ia terus berusaha melawan penyakitnya agar bisa sembuh dan kembali hidup normal seperti sediakala.

Mery pun sadar bahwa hal yang paling mahal di dunia ini adalah kesehatan. Terlebih, tabungannya semakin menipis, ia ingin bekerja tetapi keadaannya belum begitu membaik. Sampai akhirnya Mery berdoa apa yang harus ia kerjakan, lalu ada suara yang bertanya, "Bagian tubuh yang tidak sakit apa?", Mery pun menjawab, "Tangan."

Dari situlah Mery mulai berjualan skincare yang ia mulai sebagai dropship. Keuntungan yang Mery dapatkan pun cukup untuk makan sehari-hari, dan ia mulai mengambil barang skincare tersebut ke rumah dan keuntungan semakin banyak lagi.

Meski sakit, Mery tetap packing barang sendiri sambil terapi. Dari produk yang laku lusinan, penjualan Mery pun laku hingga ratusan pcs. Hingga di suatu titik, Mery kesulitan mendapatkan barang karena stok produk tak stabil. Setelah itu, Mery pun bertemu dengan temannya dan diajaklah untuk bisnis skincare bersama. Usai dijalani, keuntungan yang didapat Mery semakin banyak lagi bahkan ia sampai memiliki distributor resmi.

Lewat bisnis skincare bersama temannya inilah Mery bisa mewujudkan impian membelikan rumah untuk orang tuanya secara tunai.

"Jalan Tuhan tuh selalu terbuka apalagi jika tujuannya baik, hidup selurus mungkin. Pokoknya, intinya, jangan pernah ngeluh apapun itu keadaannya. Kita harus belajar membaca rencana indah yang Tuhan kasih dari setiap masalah," tandas Mery.

Sampai suatu hari, tiba-tiba distributor Mery mengalami penurunan omzet dan terungkaplah bahwa distributor Mery mengambil langsung ke teman bisnis Mery.

Sakit hati, tetapi Mery tak ingin berlarut-larut. Ia pun bangkit dan memaafkan temannya sekaligus memaafkan dirinya. Karena menurut Mery, ia tidak akan bisa bangkit jika memiliki sakit hati.

Dari sinilah, Mery membuat brand skincare-nya sendiri yaitu everShine. Meski banyak pabrik yang menolak ide bisnis Mery, tetapi hari ini everShine dikenal dengan metode yang berbeda dari skincare kebanyakan yaitu metode Cold Press, di mana prosesnya tidak dimasak/dipanaskan, melainkan melalui pendinginan -160 derajat.

Mery pun mencoba produk yang ia buat ke dirinya sendiri, Mery sendiri mengungkap bahwa ia adalah pejuang acne prone (kulit berjerawat). Lewat produk buatannya, ia membuktikan bahwa produknya ampuh melawan jerawat-jerawat di wajahnya. Meski baru luncur pada tahun 2018, tetapi everShine sudah booming sejak tahun 2019 hingga sekarang bahkan diiklankan oleh artis-artis dan influencer tanpa bayaran.

Mery pun membagikan tipsnya untuk wanita di luar sana agar menjadi wanita yang kuat, tidak mengeluh. Apapun yang bisa dilakukan, lakukan saja, jangan terlalu banyak menuntut.

Jika menjadi pegawi, jadilah pegawai yang berkualitas, jangan perhitungan soal pekerjaan, lakukan yang terbaik. Tetapi, jika ingin berbisnis, harus memiliki jiwa melayani customer dengan hati, dan jangan mudah sakit hati. Karena sakit hati hanya akan membakar impianmu sendiri.

Tag: Bisnis, evershine, Mery

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: YouTube/Christina Lie