Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Sahabat Elon Musk: Dia Berbeda dengan Manusia Lainnya

Foto Berita Sahabat Elon Musk: Dia Berbeda dengan Manusia Lainnya
WE Entrepreneur, Jakarta -

Bos Tesla, Elon Musk meninggalkan rumahnya di Afrika Selatan dan pindah ke Kanada untuk mendaftar kuliah di Queen's University di Kingston, Ontario. Selama tahun pertamanya di musim gugur 1990, Musk berteman dengan Navaid Farooq saat tinggal di asrama yang sama.

Dilansir dari CNBC Make It di Jakarta, Senin (18/1/21) hal tersebut menurut buku "Elon Musk: Tesla, SpaceX, dan Quest for a Fantastic Future" oleh Ashlee Vance.

Farooq merupakan seorang Kanada yang dibesarkan di Jenewa. Hidup dalam jarak yang begitu dekat, Farooq belajar banyak tentang Musk.

Baca Juga: Ketika Elon Musk dan Jeff Bezos Rebutan Posisi Orang Terkaya di Dunia

"Saat Elon melakukan sesuatu, dia mengembangkan tingkat minat yang berbeda ini dibandingkan orang lain," kata Farooq dalam buku Vance. "Inilah yang membedakan Elon dari umat manusia lainnya."

Farooq mengingat ketika video game strategi Civilization dirilis pada tahun 1991, keduanya menghabiskan waktu berjam-jam bermain bersama.

"Elon bisa kehilangan dirinya selama berjam-jam," kata Farooq.

"Kami adalah tipe orang yang bisa sendirian di sebuah pesta dan tidak merasa canggung. Kita bisa berpikir sendiri dan tidak merasa canggung secara sosial tentang hal itu." tambah Farooq.

Dalam buku itu diceritakan hubungan Farooq dengan Musk kerap berjalan hingga di luar video game. Di perguruan tinggi, Musk belajar sangat serius, dia belajar bisnis, berkompetisi dalam kontes berbicara di depan umum dan berhadapan langsung dengan teman-teman sekelasnya dalam hal nilai ujian.

Setelah ujian ekonomi, Musk, Farooq, dan teman sekelas mereka yang lain membandingkan catatan untuk mencoba memperkirakan nilai ujian mereka, dan Musk memiliki catatan yang jauh lebih baik daripada yang lain.

Orang lain yang dekat dengan Musk memperhatikan kecenderungan dalam dirinya seperti yang dilakukan Farooq.

Bahkan, istri pertama Elon Musk, Justine bercerita bahwa saat Musk mendapatkan nilai 98, ia akan protes kepada profesornya dan menjadikan nilainya seratus.

Musk tampaknya masih memiliki intensitas dan kemampuan untuk kehilangan dirinya sendiri dalam proyek apa pun. Dia memberi tahu Kara Swisher pada November 2018 bahwa dia bekerja 120 jam seminggu dalam upaya untuk meningkatkan produksi Tesla Model 3.

Tag: Elon Musk, Tesla Motors Inc, SpaceX

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Reuters/Mike Blake