Jum'at, 19 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Diam-diam Menghanyutkan, Bos Twitter Donasi Besar-besaran untuk Ribuan Keluarga Miskin!

Foto Berita Diam-diam Menghanyutkan, Bos Twitter Donasi Besar-besaran untuk Ribuan Keluarga Miskin!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Bos Twitter Jack Dorsey telah menyumbangkan USD15 juta (Rp211 miliar) untuk mendanai program pendapatan dasar universal di AS. Donasi tersebut akan membantu kota-kota mengirimkan cek ke lebih dari 1.500 keluarga kurang mampu.

Sepanjang pandemi Covid-19, tingkat kemiskinan di AS meningkat di tengah keruntuhan ekonomi. Lebih dari 12 juta orang Amerika berisiko kehilangan akses ke tunjangan pengangguran pada akhir bulan karena bantuan virus pemerintah berakhir. Negosiasi tentang perpanjangan waktu telah berlangsung selama berbulan-bulan.

"Filantropi dan amal bukanlah keadilan tetapi dengan tidak adanya kepemimpinan dan tindakan ... konstituen kami membutuhkan bantuan tunai," kata Michael Tubbs, walikota Stockton di California, yang mendirikan Mayors for a Guaranteed Income Network pada bulan Juni.

Baca Juga: Cuan di Tengah Pandemi, Kehadiran Vaksin Corona Cetak Deretan Miliarder Baru

Dilansir dari BBC International di Jakarta, Kamis (10/12/2020) donasi tersebut akan memberikan masing-masing 30 kota dalam jaringan tersebut hingga USD500.000 (Rp7 miliar) untuk program pendapatan dasar universal mereka, beberapa di antaranya telah diumumkan beberapa bulan terakhir saat krisis mulai terjadi.

Mereka menawarkan berbagai tingkat dukungan. Misalnya, Pittsburgh di Pennsylvania berencana memberi 200 penduduk USD500 (Rp7 juta) sebulan selama dua tahun. Sementara di Compton, California, bantuan akan diberikan kepada 800 keluargĀ  dengan dukungan yang bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah anak. (kurs Rp14.116/dolar)

Di Twitter, Dorsey berterima kasih kepada walikota atas upaya mereka dan menulis bahwa dia berharap eksperimen tersebut akan menginformasikan kebijakan federal di masa depan.

Tag: Twitter, Jack Dorsey, Covid-19, Virus Corona

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: CNBC