Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

KOL Stories x Tama: Jurus Jitu Menyulap Usaha Kecil Jadi Besar!

Foto Berita KOL Stories x Tama: Jurus Jitu Menyulap Usaha Kecil Jadi Besar!
WE Entrepreneur, Jakarta -

Pernahkah kamu merasa usaha yang sedang dijalankan hanya jalan di tempat? Atau malah tenggelam karena tergerus oleh perkembangan zaman yang demikian masifnya?

Perlu diingat, membangun bisnis itu berarti siap dengan strategis bisnis yang matang dan penuh perhitungan agar dapat meraih kesuksesan. Pasalnya, di luar sana ada banyak orang yang mencoba menjalankan bisnis baru. Tak hanya itu, ada banyak pula orang yang selalu mencoba mempertahankan bisnis yang telah dirintis.

Baca Juga: KOL Stories X Haryanto Kandani: Dare To Be Diferent! Meski Berbeda, Tetap Bisa Sukses Jua

Dengan begitu, dibutuhkan sebuah strategi bisnis yang pas agar bisa menyulap bisnis kecil menjadi besar. Startegi bisnis yang tepat bisa membuat kita selangkah lebih maju dibandingkan bisnis pesaing. Karena, bisnis yang sukses adalah bisnis yang berhasil bertahan lama di antara para pesaingnya serta berhasil dikenal hingga di berbagai negara. Bisnis yang sukses tentunya tidak didapat dengan mudah. Namun, bukan tidak mungkin mengubah bisnis kecil menjadi besar. Lihat saja Amazon.com, Apple, dan Google yang semuanya dimulai dari bisnis kecil.

Lantas seperti apakah strategi yang tepat untuk memperluas bisnis kecil? Apa saja yang perlu dilakukan para pebisnis untuk menghadapi tantangan? Simak bincang-bincang Warta Ekonomi bersama entrepreneur enthusiast, Tama.

Anda merupakan salah satu sosok yang sukses bertransformasi dari seorang karyawan menjadi seorang pengusaha. Apa yang memotivasi Anda bertransformasi menjadi seorang pengusaha?

Sebenarnya, saat itu tujuannya sama seperti kebanyakan orang pada umumnya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena saat masih muda bekerja sebagai karyawan tidak mendapatkan penghasilan yang banyak. Karena kondisi tertentu, saat itu saya kemudian menjadi kepala keluarga yang harus bisa memenuhi kebutuhan keluarga sehingga butuh penghasilan lebih.

Alasan kedua adalah saat itu saya juga mengurusi project development sehingga saya bisa belajar dari sana. Kemudian saya coba membuat bisnis dan ternyata saya bisa menikmati itu, ada kepuasan tersendiri saat saya bisa membuat sesuatu.

Membangun usaha bukanlah perkara mudah. Apa saja yang perlu dipersiapkan ketika memutuskan untuk terjun menjadi pengusaha agar siap lahir dan batin?

Kalau menurut saya ada dua, persiapan dalam hal kesiapan diri dan persiapan secara finansial. Kalau kesiapan diri itu kita harus mau kerja keras karena untuk bangun usaha, ada banyak pengorbanan seperti pengorbanan waktu dan kesehatan. Selain itu, kesiapan diri diperlukan untuk mendapatkan people trust atau bisa menjaga kredibilitas diri kita. Karena saat bisnis berekspansi, kita bertemu banyak orang dan berjejaring. Jadi, jangan sampai kita memiliki catatan yang buruk di antara banyak orang. Karena zaman terus berubah, kalau ingin memulai bisnis, harus terus belajar untuk menghadapi tantangan zaman.

Kedua, secara finansial harus siap, jangan sampai kita ingin bisnis malah merugikan kita dari segi keuangan seperti menggadaikan barang kepunyaan kita karena menurut saya, itu tidak bijak. Kemudian untuk memulai bisnis juga memerlukan budgeting dan rancangan finansial setidaknya untuk satu sampai dua tahun. Karena bisnis belum tentu stabil, butuh trial and error juga. Selalu ada masalah dalam memulai bisnis, dan kita tidak bisa prediksi kemungkinan seperti itu. Oleh karena itu, kita harus siap secara finansial dan punya planning yang matang.

Apakah perusahaan yang dimulai dengan modal kecil-kecilan bisa menjadi perusahaan besar?

Tidak semua usaha kecil bisa menjadi perusahaan besar, tapi yang dinamakan kemungkinan pasti ada. Contohnnya banyak usaha kecil yang pada awalnya diremehkan kemudian bertransformasi menjadi perusahaan besar.

Ada kemungkinan bahwa perusahaan kecil bisa menjadi perusahaan besar. Namun, setiap bisnis memiliki pendekatan atau eksekusi yang berbeda, terlebih dalam menghadapi tantangan zaman. Bisnis zaman sekarang harus siap melakukan switch atau modifikasi. Untuk itu, bagi saya setiap perusahaan kecil pasti memiliki chance untuk bisa menjadi perusahaan besar.

Bagaimana pengalaman Anda jatuh bangun membangun bisnis?

Sebenarnya saya belum mengalami jatuh karena saya sendiri baru mendirikan bisnis di tahun 2015. Namun, definisi jatuh yang bisa saya jelaskan ya saat pandemi Covid-19 ini, terutama saat 2 bulan pertama PSBB perusahaan saya pernah rugi miliaran rupiah totalnya. Saat itu, kita coba bertahan dengan mencoba control budget costing dan meninjau segala risiko yang ada. Namun, setelah bulan Juli bisnis kita sudah mulai berjalan normal lagi.

Pandemi Covid-19 menjadi pembelajaran bagi siapapun baik perusahaan besar ataupun kecil, apa yang harus dilakukan pebisnis untuk dapat mempertahankan usahanya?

Pertama, kita harus mencoba berpikir positif dan mencari jalan keluarnya. Kedua, sebagai perusahaan kita harus bisa manage risiko, seperti customer yang berisiko sudah mulai kita kurangi saat ingin memberi tempo atau utang.

Atau mungkin jika kita ingin ekspansi ke bisnis lain yang terkena impact dari Covid-19, kita harus setop dulu dan mulai explore peluang bisnis baru lagi. Seandainya ingin melakukan ekspansi mungkin, kita akan ekspansi dari segi internal saja, seperti memproduksi barang lain. Jadi ekspansinya lebih terukur, dan kita sudah mulai memangkas budget pengeluaran saat terjadi pandemi ini.

Baca Juga: KOL Stories x Anton Thedy: Meneropong Masa Depan Bisnis Travel Pasca-Vaksinasi

Menurut Anda, apa saja faktor yang kerap kali menjadi jalan buntu bagi perusahaan kecil dalam memperluas bisnis? Lalu, apa yang harus dilakukan agar keluar dari jalan buntu tersebut?

Sebenarnya, dalam bisnis tidak ada yang namanya jalan buntu, apalagi jika sudah menjalankan bisnis dalam jangka waktu yang lama. Cara mudahnya, kita hanya perlu melihat kompetitor kita dalam bermanuver, arah mereka ke mana. Kemudian kita sesuaikan dengan sumber daya kita. Selanjutnya, tinggal bagaimana kita bisa mem-branding bisnis kita saja.

Kedua, banyak orang yang terlalu fokus hanya pada satu cara dalam berbisnis, misalnya terlalu fokus pada online saja. Padahal, ada banyak cara yang bisa dilakukan secara offline, atau mungkin market-nya bukan di dunia online.

Selain itu, ada juga orang yang terlalu fokus pada offline, padahal kustomernya sudah berpindah ke online. Pada intinya, mungkin jalan buntu yang dimaksud adalah jika kita terlalu berfokus pada cara bisnis kita yang salah atau cara bisnis kita yang lama. Padahal, itu bisa terjadi karena cara pandang atau eksekusi kita yang salah.

Tak mudah menjadi perusahaan seperti Google, Apple, dan Amazon, tapi kesempatan memang selalu terbuka. Lantas, apa yang harus dilakukan agar dapat menangkap peluang bisnis yang mungkin tidak datang dua kali?

Menurut saya, untuk bisa menangkap peluang bisnis yang paling penting itu perbanyak jaringan karena banyak bisnis yang berdiri berawal dari obrolan saat berkumpul bersama teman. Setelah itu, baru kemudian ada budgeting bisnisnya.

Jadi, saat kita sudah di titik menjadi pebisnis, kita sudah tidak mengikuti daily routine di kantor kita. Karena saat kita menjadi CEO atau owner sebuah perusahaan, jalan kita itu harus keluar dari rutinitas dan mencari peluang baru, kemudian juga mencari teman baru untuk membuat bisnis baru.

Di zaman sekarang, bisnis juga sudah mulai berubah. Mungkin saat ini sudah jarang model bisnis yang didirikan satu orang saja dan kemudian menjadi konglomerat. Untuk itu, kita harus perbanyak teman dan wawasan karena peluang bisnis bisa muncul dari meja makan, atau dari kegiatan hobi.

Apakah ada tips khusus bagi para pengusaha pemula agar dapat bertahan di tengah kompetisi yang ketat seperti saat ini?

Untuk bisa bertahan, menurut saya, tidak ada tips bakunya karena setiap bisnis memiliki eksekusi yang berbeda-beda. Maka dari itu kembali lagi, Anda harus perbanyak membaca dan berteman dengan orang lain. Karena saat kita berteman dan banyak membaca, sudah pasti menambah wawasan.

Wawasan itu dibutuhkan dalam menghadapi tantangan zaman karena 5 sampai 10 tahun ke depan, banyak model bisnis yang akan berubah. Karena bisnis kita masih kecil, kita tidak bisa menciptakan ombak, mau tidak mau harus mengikuti ombak. Tinggal kita lihat ombak seperti apa yang datang sehingga kita harus selalu aware dengan ngobrol bersama teman atau membaca segudang informasi di berbagai portal digital atau offline.

Tag: Entrepreneur, Bisnis

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Foto: Instagram/Tama