Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

9 Fakta Kerajaan Bisnis Donald Trump yang Ternyata Tak Sehebat Itu

Foto Berita 9 Fakta Kerajaan Bisnis Donald Trump yang Ternyata Tak Sehebat Itu
WE Entrepreneur, Jakarta -

Investigasi luar biasa dari New York Times telah membawa bukti paling konklusif bahwa kerajaan bisnis Presiden AS Donald Trump tidak sesukses yang dia klaim.

Trump selama bertahun-tahun mengatakan kecerdasan bisnisnya sebagai sifat yang menentukan dan yang memberinya keuntungan dibandingkan orang lain dalam mencari kursi kepresidenan.

Baca Juga: Mengupas Psy War Ala Joe Biden buat Tumbangkan Dominasi Donald Trump

"Saya melakukan banyak kesepakatan hebat, dan saya melakukannya sejak dini dan masih muda. Dan sekarang saya sedang membangun di seluruh dunia, dan saya menyukai apa yang saya lakukan," ujar Trump saat mengumumkan pencalonan presidennya pada Juni 2015.

"Saya sangat bangga dengan kesuksesan saya. Saya sungguh."

Pada hari Minggu, New York Times menerbitkan penelitian terdalam yang pernah ada dalam keuangan presiden AS. Berikut adalah hasil investigasi New York Times yang dilansir dari CNN Business di Jakarta, Selasa (29/9/2020):

1. Trump tidak membayar pajak penghasilan federal selama bertahun-tahun

Menurut Times, Trump tidak membayar pajak pendapatan federal dalam 11 dari 18 tahun dari surat kabar tersebut diperiksa. Dia juga membayar pajak pendapatan federal hanya USD750 (Rp11 juta) pada tahun 2016 dan 2017. Laporan tersebut menjelaskan hal ini bisa terjadi dari cara bisnisnya melaporkan pendapatan mereka.

"Sepanjang karirnya, kerugian bisnis Trump sering terakumulasi dalam jumlah yang lebih besar daripada yang bisa digunakan untuk mengurangi pajak atas pendapatan lain dalam satu tahun," lapor Times.

2. Banyak dari bisnisnya yang menghabiskan banyak uang

Menurut investigasi, beberapa perusahaan Trump berjalan dengan baik dan menguntungkan. Namun yang lainnya, tidak terlalu banyak. Beberapa dari usahanya yang paling terkenal melaporkan kehilangan jutaan, jika tidak puluhan juta dolar tahun demi tahun. Itu termasuk lapangan golfnya yang terkenal, yang dilaporkan telah merugi setidaknya USD315 juta (Rp4,6 triliun) selama dua dekade terakhir.

3. Trump Tower di New York adalah penghasil uang besar

Gedung pencakar langit bertingkat yang terletak di Fifth Avenue Manhattan, menghasilkan lebih dari USD20 juta (Rp298 miliar) keuntungan setahun, total USD336,3 juta (Rp5 triliun) sejak tahun 2000, menurut Times. Saham Trump di dua menara perkantoran di New York dan San Francisco juga berhasil dengan baik, menghasilkan USD176,5 juta (Rp2,6 triliun) pada akhir 2018.

4. Hotel D.C. Trump ternyata tidak sukses

The Trump International Hotel di Washington D.C. telah kehilangan lebih dari USD55 juta (Rp820 triliun) akibat dari pandemi virus corona. Hotel tersebut juga telah meminta keringanan pembayaran sewa awal tahun ini. Properti itu juga telah mendapat pengawasan ketat dalam beberapa tahun terakhir di tengah tuduhan bahwa Trump mengambil untung secara tidak adil dari kepresidenannya.

5. Menjual nama besarnya membuahkan hasil besar

Trump dikenal sebagai ahli branding dan perizinan. Barang dagangannya terkenal termasuk steak Trump dan botol air. The Times menemukan strategi branding dirinya sebagai bagian paling sukses dari bisnis Trump yang menghasilkan USD427,4 juta (Rp6,3 miliar) secara agregat antara 2004 dan 2018.

6. Sebagian besar keuangan Trump berkat 'The Apprentice'

Sebagian besar uang Trump berasal dari "The Apprentice". Sebelum memasuki politik, Trump menjadi pembawa acara 14 musim reality show NBC yang sukses, di mana para kontestan bersaing untuk mendapatkan posisi yang bekerja untuk Trump. Serial tersebut meningkatkan profil Trump, sementara juga meningkatkan pendapatan bersihnya sebesar USD197,3 juta (Rp2,9 triliun).

7. Trump menghasilkan uang dari kesepakatan luar negeri setelah menjadi presiden

"Ketika dia menjabat, Trump mengatakan dia tidak akan mengejar kesepakatan asing baru sebagai presiden. Tapi, dalam dua tahun pertamanya di Gedung Putih, pendapatannya dari luar negeri mencapai USD73 juta (Rp1,1  triliun)," lapor Times.

Trump memiliki kepentingan bisnis luar negeri yang luas sebelum dia menjadi presiden, yang menimbulkan pertanyaan tentang potensi konflik kepentingan. Menurut ulasan CNN pada 2016, pengungkapan keuangannya mencantumkan lebih dari 140 perusahaan yang memiliki transaksi di setidaknya 25 negara di seluruh dunia.

8. Sebagian dari pendapatannya berasal dari 'biaya konsultasi' yang ambigu

Pemeriksaan catatan keuangan The Times mengungkapkan bagaimana presiden dibayar untuk berbagai proyek.

"Antara 2010 dan 2018, Trump menghapus sekitar USD26 juta (Rp387 miliar) dalam biaya konsultasi yang tidak dapat dijelaskan sebagai biaya bisnis di hampir semua proyeknya," menurut outlet tersebut.

Dikatakan bahwa putri tertua presiden, Ivanka Trump, juga tampaknya telah menerima biaya di bawah penunjukan ini, meskipun bekerja sebagai karyawan Trump Organization.

9. Organisasi Trump mencakup 'lebih dari 500 entitas'

Penyelidikan mengungkapkan ruang lingkup bisnis keluarganya yang mencakup ratusan usaha yang dilaporkan hampir seluruhnya dikendalikan oleh presiden. Meskipun beberapa dari bisnis ini tidak menguntungkan, mereka masih memiliki tujuan finansial dengan mengurangi tagihan pajaknya.

"Kerugian yang dilaporkan dari bisnis yang beroperasi begitu besar sehingga mereka sering menghapus pendapatan perizinan, meninggalkan organisasi dan mengklaim bahwa mereka tidak mendapatkan uang. Karena itulah mereka menganggap tidak berutang pajak," lapor The Times.

Tag: Donald Trump, Amerika Serikat (AS)

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Reuters/Joshua Roberts