Sabtu, 20 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Kisah Orang Terkaya: Sheldon Adelson, Sang Raja Kasino Dunia

Foto Berita Kisah Orang Terkaya: Sheldon Adelson, Sang Raja Kasino Dunia
WE Entrepreneur, Jakarta -

Sang raja kasino dunia, Sheldon Adelson menjadi orang terkaya ke-29 dunia dengan kekayaan USD31,2 miliar (Rp463 triliun). Sumber kekayaannya berasal dari kasino yang berada di Las Vegas dan Makau sebagai dua pusat judi dunia. Saat ini, Adelson menjabat sebagai CEO Las Vegas Sands Corporation yang berpusat di Paradise, Nevada.

Pemilik nama lengkap Sheldon Gary Adelson ini lahir di Dorchester, Boston, Massachusetts pada tanggal 4 Agustus 1933. Ibunya bernama Sarah dan ayahnya Arthur Adelson. Ketika Adelson kecil, ayahnya berprofesi sebagai sopir taksi. Ibunya, Sarah, juga membantu keuangan keluarga dengan mengelola toko rajutan.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: François Pinault, Pemilik Brand Mewah Gucci

Tumbuh di keluarga sederhana membuat Adelson memutar otak untuk membantu perekonomian keluarga. Sejak usia 12 tahun, Adelson sudah menjajaki bisnis koran. Saat itu, ia nekat meminjam uang pamannya untuk membeli lisensi sebuah koran di Boston. Dengan uang 200 dolar pinjaman pamannya, ia menjadi penjual koran.

Namun, bisnis koran tersebut tidak bertahan lama. Adelson pun kemudian beralih ke bisnis vending machine permen ketika ia menginjak 16 tahun. Adelson juga pernah menjadi seorang reporter dan bergabung menjadi tentara sebelum ia berbisnis alat perlengkapan mandi dan semprotan kimia pembersih kaca. Pria 87 tahun ini juga ternyata pernah menempuh pendidikan di City College of New York, New York City, AS meski tak sampai lulus.

Ketika berumur 27 tahun, Sheldon Adelson mencoba bisnis wisata dan kekayaan mulai menghampirinya. Pada tahun 1979 atau ketika usianya 30 tahunan, Adelson mendirikan pameran dagang komputer bersama teman-temannya dengan nama COMDEX (Computer Dealers Exposition).

Usaha ini berjalan cukup baik dan ia mendapatkan keuntungan yang banyak. COMDEX diadakan setiap tahun di Las Vegas dan segera menjadi salah satu pameran dagang terbesar di dunia di bidangnya dan blok bangunan pertama dari kekayaan Adelson.

Beberapa tahun berselang, Adelson dan rekannya melakukan perluasan bisnis. Mereka membeli Sands Hotel and Casino pada tahun 1988 dan mendirikan Las Vegas Sands Inc (LVS; Las Vegas Sands Corp. 2004).

Pada tahun 1990 ia membuka Sands Expo and Convention Center, salah satu pusat konvensi milik pribadi terbesar di Amerika Serikat, di lokasi dekat hotel. Adelson pun pada tahun 1995 menjual COMDEX kepada Masayoshi Son, pendiri Softbank Corporation. 

Adelson kemudian tertarik untuk mengembangkan bisnis sebuah hotel besar di Venesia ketika ia berbulan madu dengan istri keduanya pada tahun 1991. Hotel tersebut diberi nama The Venetian. 

Hotel ini pun menjadi salah satu kompleks hotel terbesar di dunia. Meskipun hotel Sands asli sudah tidak ada lagi, perusahaan kasino Adelson tetap menggunakan nama Las Vegas Sands (LVS). Adelson pun mendapatkan ketenaran yang lebih besar di komunitas Las Vegas dengan membeli surat kabar harian terbesar di kota itu, Las Vegas Review-Journal, pada tahun 2015.

Beberapa tahun setelah itu, Adelson tertarik untuk ekspansi ke Makau. Ia pun membangun Venetian Macao Resort Hotel pada tahun 2007. The Venetian Macao pun meniru Venetian Las Vegas yang dibuka pada tahun 2007, dan beberapa kasino lainnya di wilayah Makau mengikuti.

Segera setelah itu, Makau melampaui Las Vegas sebagai pusat perjudian dengan pendapatan kotor tertinggi di dunia. Kasino Asia itu pun melalui LVS melakukan penawaran umum perdana saham perusahaan pada bulan Desember 2004 mendorong Adelson ke dalam jajaran orang terkaya di dunia. Pada tahun 2010 LVS membuka Marina Bay Sands, kasino dan hotel besar di Singapura.

Kiprah di Politik

Sejak awal 1990-an Adelson mulai menumbuhkan pandangan politik yang kuat dan pada tahun-tahun berikutnya ia dikenal sebagai "pendonor besar" di Partai Republik. Ia memanfaatkan sepenuhnya keputusan Mahkamah Agung yang secara efektif menghapus batasan pada kontribusi politik, dia juga dilaporkan memberikan hampir USD100 juta (Rp1,4 triliun) dalam bentuk sumbangan yang dapat dilacak selama pemilu 2012.

Kontribusinya pada tahun 2016 dilaporkan lebih dari USD50 juta (Rp742 miliar). Terlepas dari politik partisan yang ketat, Adelson juga menghabiskan banyak uang untuk mendukung Perang Narkoba dan menentang legalisasi perjudian online.

Adelson merupakan seorang pendukung kuat Israel, ia mulai melibatkan dirinya dalam politik internal negara itu setelah menikah dengan seorang wanita Israel, Miriam Ochshorn, pada tahun 1991.

Ia juga dinobatkan sebagai penerima manfaat utama dari kemurahan hatinya sebanyak dua kali dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Dengan biaya besar, Adelson mendirikan surat kabar gratis, Israel Hayom (Israel Today) pada tahun 2007. Ia juga menawarkan dukungan yang konsisten untuk Netanyahu dan kebijakan konservatifnya, Israel Hayom menjadi surat kabar yang paling banyak beredar di negara tersebut.

Filantropi

Adelson juga terkenal dengan filantropinya. Ia tidak segan-segan menyumbangkan jutaan dolar untuk amal seperti USD25 juta (Rp371 miliar) untuk membangun sebuah perguruan tinggi di Las Vegas.

Adelson juga menyumbangkan USD25 juta untuk Yad Vashem Holocaust Martir dan Heroes Remembrance Authority pada tahun 2006, dan disinyalir telah mendonasikan USD140 juta (Rp2 triliun) untuk Birthright Israel.

Tak hanya itu, ia juga mendanai Adelsoft Medical Research Foundation (AMRF) untuk peneliti di beberapa kampus. Atas beberapa prestasinya, Adelson meraih beberapa penghargaan, di antaranya International Center for Scholars Woodrow Wilson (2008), Nevada Research Policy Institute dan ditunjuk oleh Presiden Bush untuk berpartisipasi di sebuah acara di Yerussalem.

Kehidupan Pribadi

Sheldon Adelson pernah menikah dengan Sandra, tetapi pernikahan ini tidak bertahan lama dan mereka bercerai. Pada tahun 1991, Adelson menikah lagi dengan Miriam Ochsom yang merupakan dokter kelahiran Israel pada tahun 1946 dari orangtua bernama Menucha dan Simha Faibstein. 

Tag: Sheldon Adelson, Kisah Orang Terkaya

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: REUTERS/Yuya Shino