Perusahaan besutan Masayoshi Son, SoftBank Group Corp dikabarkan menjual aset atau memonetisasi hingga 4,5 triliun yen (USD41 miliar atau Rp675 triliun) untuk buyback 2 triliun yen sahamnya dan membayar utang. Aksi ini pun membuat saham harian SoftBank melonjak di hampir 12 tahun.
Menurut laporan Reuters, aksi buyback saham ini akan menjadi tambahan dari buyback hingga 500 miliar yen yang diumumkan awal bulan ini oleh SoftBank di tengah tekanan dari salah satu pemegang sahamnya, Elliott Management.
Baca Juga: 3 Tahun Hiatus, Bos SoftBank Kembali ke Twitter untuk Lawan Corona: Saatnya Bertindak!
Penjualan aset terjadi karena tekanan keuangan SoftBank yang berkembang dan Vision Fund USD100 miliar yang telah mencatat dua kuartal berturut-turut dari kerugian karena gagalnya menyuntikan modal ke perusahaan teknologinya dengan pertumbuhan ekonomi global yang terdampak pandemi virus corona (COVID-19).
Harga saham SoftBank sebelumnya telah dipukul oleh skeptisisme investor atas prospek taruhan CEO Masayoshi Son pada startup seperti WeWork dan Uber.
Rencana buyback saham 500 miliar yen awal dengan utang direspons negatif oleh analis dan investor yang prihatin dengan kesediaan Son untuk memanfaatkan perusahaan.
Selain buyback saham, hasil penjualan aset akan digunakan untuk membayar utang, membeli kembali obligasi dan meningkatkan cadangan uang tunai.
"Ini mencerminkan kepercayaan teguh dan tak tergoyahkan dalam bisnis," kata Masayoshi Son dalam sebuah pernyataan.
Analis Redex Holdings, Kirk Boodry mengatakan mengingat pasar yang rapuh, mungkin SoftBank ingin menjual sahamnya di Sprint dan T-Mobile US atau raksasa e-commerce China Alibaba.
Son sebelumnya memonetisasi sebagian saham di Alibaba di mana SoftBank saat ini memiliki 25%, dalam transaksi rumit menjelang pembelian Arm Designer chip 2016.
