Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

Bukan Bisnis Receh, Toko Kelontong Sumbang Rp69,3 Triliun PDB Ritel Nasional

Foto Berita Bukan Bisnis Receh, Toko Kelontong Sumbang Rp69,3 Triliun PDB Ritel Nasional
WE Entrepreneur, Jakarta -

Dianggap receh oleh sebagian orang, bisnis toko kelontong ternyata menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi. Sebuah survei yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk bekerja sama dengan tim riset Kompas.com, menyebut toko kelontong Sampoerna Retail Community (SCR) berkontribusi Rp69,3 triliun per tahun terhadap produk domestik bruto (PDB) ritel nasional. 

Hasil survei yang dilakukan terhadap 452 toko kelontong di delapan kota (Medan, Palembang, Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makasar) menunjukkan perubahan positif yang dirasakan oleh pemilik toko SRC terhadap kenaikan transaksi penjualan hingga 58% dan omzet yang meningkat hingga 54% setelah bergabung dengan SRC. Bahkan, tercatat sebanyak 84% pemilik toko SRC mendapatkan sumber penghasilan utamanya dari SRC.

Fakta lain yang didapatkan dari hasil survei adalah SRC memiliki peran strategis bagi pemberdayaan wanita. Tercatat sebanyak 57% pemilik SRC adalah wanita dan 52% di antaranya berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Baca Juga: Sunarso: BRI Fokus Berdayakan UMKM Lewat Transformasi Digital

Henny Susanto, Kepala Urusan Komersil dan Pengembangan Bisnis Sampoerna, mengatakan, kehadiran SRC juga berdampak positif terhadap UKM di sekitarnya. Dampak tersebut dirasakan dengan hadirnya Pojok Lokal, yaitu sebuah area khusus di toko SRC yang didedikasikan untuk menjual produk UKM atau produk komunitas dari lingkungan sekitar toko.

Melalui Pojok Lokal, omzet produk UKM tercatat mencapai Rp5,7 triliun per tahun. Rata-rata pelaku UKM yang menjual barangnya di Pojok Lokal mengalami kenaikan omzet sebesar 28%.

"Di samping berkontribusi dalam pengembangan UKM di lingkungan sekitar, kehadiran SR juga berhasil menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Tercatat sebesar 20%. Pemilik SRC dapat memberdayakan masyarakat sekitar untuk membantu pengelolaan toko," ujar Henny dalam pemaparan hasil survei, Kamis (20/2/2020).

Tidak berhenti di situ, upaya SRC dalam meningkatkan daya saing toko kelontong lewat pembangunan ekosistem digital perlahan mulai membuahkan hasil. Diluncurkan pada Juli 2019 silam, Pojok Bayar merupakan platform untuk transaksi produk digital seperti pulsa, di mana paket internet menyumbang 4% dari total pendapatan toko kelontong SRC.

Selain itu, ekosistem digital SRC juga didukung aplikasi AYO SRC yang diperkenalkan pada Mei 2019 silam. Mengacu pada hasil survei, aplikasi untuk menghubungkan antara pembeli, pemilik toko, dan pemasok SRC aktif digunakan oleh 64% pemilik SRC untuk mendukung kelancaran usahanya.

Dengan berbagai program pengembangan dan pembinaan toko SRC, Henny mengatakan 93% pemilik SRC ingin tetap berada di dalam program pembinaan SRC. Menurutnya, sebagian besar dari pemilik SRC merekomendasikan toko kelontong lainnya untuk ikut mendapatkan pembinaan berkelanjutan ini.

Baca Juga: Digelar di Indonesia, BuildTech Asia 2020 Pamerkan Teknologi Konstruksi

Menurut Henny, survei tersebut menjadi tolak ukur bahwa SRC kontribusi terhadap perekonomian di Indonesia. Dia berharap hasil survei ini dapat menginspirasi UKM lainnya agar dapat tumbuh lebih kuat dan berdaya saing tinggi. Ke depannya Sampoerna akan terus berupaya untuk memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan UKM di Indonesia.

"Kami terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak, termasuk pemerintah, karena upaya membutuhkan kerja sama yang baik dari semua pihak," ujar Henny.

Sementara Chairul Saleh, Asisten Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, menyampaikan apresiasinya terhadap program pembinaan UKM yang dilakukan Sampoerna melalui SRC. Ia mengatakan bahwa SRC sejalan dengan agenda besar pemerintah untuk pemberdayaan UKM. 

"Kami menilai ini sudah menjadi terobosan yang sangat berdampak, artinya memang ada sinergi untuk pemberdayaan, bukan hanya terhadap pemilik SRC, tapi juga kepada produk UKM," kata Chairul.

Tag: PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HM Sampoerna), Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Penulis: Agus Aryanto

Editor: Rosmayanti

Foto: Agus Aryanto