Kamis, 18 April 2024 Portal Berita Entrepreneur

Kakek 92 Tahun Ini Bersaing Jadi Orang Terkaya di Hong Kong

Foto Berita Kakek 92 Tahun Ini Bersaing Jadi Orang Terkaya di Hong Kong
WE Entrepreneur, Jakarta -

Baru-baru ini Hong Kong memiliki raja baru dalam daftar orang terkaya di negaranya. Adapun kini Lee Shau Kee berhasil mendepak Li Ka-shing sebagai orang terkaya di Hong Kong. Meski demikian, kekayaan mereka pun 'hanya' berbeda USD1 miliar.

Lee Shau Kee berhasil meruntuhkan hegemoni Li Ka-shing yang selalu menjadi orang terkaya di Hong Kong selama 12 tahun berturut-turut. Umur mereka pun hanya berbeda 1 tahun. Lee Shau Kee berusia 92 tahun dan Li Ka-shing berusia 91 tahun.

Tercatat, kekayaan Lee Shau Kee mencapai USD30,4 miliar atau setara Rp413,4 triliun (kurs Rp13.600 per USD). Sementara Li Ka-shing mencapai USD29,4 miliar atau setara Rp399,8 triliun dengan selisih kekayaan 3% di antara keduanya.

Baca Juga: Dipenjara Karena Suap, Konglomerat Hong Kong Ini Bangkit Lagi! Kini Jadi Direktur Perusahaan . . . .

Penurunan ekonomi yang terjadi di Hong Kong membuat peta orang kaya ikut berubah, dengan kekayaan Li Ka-shing turun 7%, sementara kekayaan bersih Lee Shau Kee naik 1%.

Lee Shau Kee (92 tahun)

Lee Shau Kee tumbuh dalam keluarga miskin yang hanya mampu makan ikan atau daging hanya dua kali sebulan. Dia mendirikan perusahaan properti Sun Hung Kai dengan Kwok Tak-Seng, ayah dari miliarder Hong Kong, Kwok bersaudara.

Dia memulai Henderson Land Development pada tahun 1976 sekarang merupakan bagian terbesar dari kekayaannya. Lee yang disebut sebagai seorang dermawan telah menyumbangkan lebih dari USD400 juta atau setara dengan Rp5,46 triliun untuk pendidikan selama bertahun-tahun.

Li Ka-Shing (91 tahun)

Li Ka-Shing dijuluki sebagai Superman. Ia pun dihormati sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Asia.

Li diketahui pensiun sebagai ketua CK Hutchison Holdings dan CK Asset Holdings pada Mei 2018 tetapi tetap menjabat sebagai Penasihat Senior.

Pada pengumuman pengunduran dirinya, Li bercanda bahwa dia telah "bekerja untuk waktu yang lama, terlalu lama." Kini putranya Victor, sekarang memimpin perusahaan yang memiliki lebih dari 300.000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 50 negara.

Li memulai plastik Cheung Kong, dinamai dari Sungai Yangtze, pada tahun 1950 pada usia 21 dengan uang sebesar USD6.500 atau sebesar

Rp88,7 juta dari tabungannya dan pinjaman dari kerabat. Yayasan Li Ka Shing-nya telah menyumbangkan uang sebesar USD3,3 miliar atau setara dengan Rp45 triliun, dan lebih dari 80% telah disumbangkan untuk China.

Tag: Lee Shau Kee, Li Ka-shing

Penulis/Editor: Fajria Anindya Utami

Foto: Nikkei