Ramadan dan Idul Fitri merupakan momentum spesial untuk mendongkrak kenaikan produksi. General Manager J&C Cookies, Farhan Basyir mengatakan, momentum Ramadan dan Idul Fitri pada tahun ini pihaknya menargetkan peningkatan produksi sebesar 40%. Sebelumnya, medio 2017-2018 hanya mencapai 30%.
"Tahun ini kami lebih percaya diri untuk menaikkan target jadi 40% karena sekarang pabriknya sudah rampung sehingga nisa memenuhi kebutuhan konsumen secara maksimal," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (22/4/2019).
Baca Juga: Pesan Sandi untuk Jadi Entrepreneur Sukses
Farhan mengatakan persiapan pemenuhan produksi untuk Lebaran sudah dilakukan pada awal tahun. Bahakn, setiap harinya, ada 500-600 dus yang siap diterima pasar.
Sementara itu, jenis kue kering yang paling diminati untuk Lebaran ialah kukis klasik seperti kastangel, lidah kucinh, nastar, dan putri salju. Untuk Lebaran kali ini, pihaknya menyiapkan sajian baru berupa Milo Cookes, Crispy Cheese, dan Choco Mede Special.
"Tahun ini harga sedikit berbeda. Kalau dulu kan semua satu harga. Kalau sekarang berkisar Rp46.000-Rp170.000 karena kami harus menyesuaikan dengan harga bahan baku," ujarnya.
Baca Juga: Warunk Djaman Now, Ramaikan Bisnis Kuliner di Medan
Kendati ada perubahan harga, ia optimistis pembelian kue kering tetap ramai. "Soalnya kami lihat dari kompetitor juga harganya naik. Persaingan memang sengit, tetapi kami yakin masih memimpin untuk industri kue kering rumahan," jelasnya.
Berkenaan dengan pangsa pasar saat ini, J&C Cookies secara masif menegespor ke Singapura.meskipun tidak menggunakan label sendiri.
"Pasar Jawa Barat dan Jabodetabek masih mendominasi penjualan J&C Cookies. Kita juga rutin ekspor ke Singapura meski memakai brand lain," ujarnya.
