Jum'at, 29 Maret 2024 Portal Berita Entrepreneur

IDN-U dan FKMIS Ajak Pekerja Migran Indonesia di Singapura untuk Berwirausaha

Foto Berita IDN-U dan FKMIS Ajak Pekerja Migran Indonesia di Singapura untuk Berwirausaha
WE Entrepreneur, Singapura -

Para pekerja migran asal Indonesia yang tergabung di Indonesian Diaspora Network-United (IDN-U) dan Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS) menggelar seminar “Pengembangan Kewirausahaan Pekerja Migran Indonesia” di Singapura, Sabtu (24/11/2018) lalu. Acara ini bertujuan untuk menginspirasi dan mengedukasi para pekerja migran yang tertarik untuk terjun ke dunia kewirausahaan setelah purna tugas.

Dalam sambutannya, Wakil Kepala Perwakilan RI di Singapura Didik Eko Pudjianto menyarankan, pengembangan kewirausahaan pekerja migran Indonesia (PMI) hendaknya berbasis kebutuhan (demand driven).

“PMI sebaiknya memulai dengan mengenali apa yang dibutuhkan di tempat asalnya masing-masing. Kenali dengan baik dan mulailah dari situ. Tidak perlu mulai dari yang besar misalnya mesti berskala nasional atau untuk ekspor,” ujarnya.

Saran Didik dianggap tepat oleh pembicara pertama, Muhamad “Diko” Shodiq, yang telah sukses mendirikan pabrik kerupuk di kota asalnya, Malang setelah mengamati kebutuhan masyarakat di sana yang amat besar akan camilan tersebut.

Demand kerupuk besar di Malang. Sejak setahun lalu saya merintis satu pabrik yang akhirnya bertambah menjadi tiga pabrik dan mempekerjakan lebih dari 100 orang,” tuturnya.

Sementara itu Eni Gandasari, purna PMI yang pernah bekerja selama 15 tahun, menceritakan perjuangannya dalam merintis berbagai usaha hingga sekarang fokus di bisnis perkopian.

“Sempat beberapa kali jatuh , tetapi saya tetap semangat. Alhamdulillah sekarang sudah mantap di bisnis kopi dan berhasil mendapat penghargaan sebagai UKM berprestasi,” akunya

Dua pembicara lainnya, Theresia Kurniawan dari Development Group dan Sisi Sukiato dari HOME, memberikan presentasi tentang kegiatan pelatihan keterampilan dan pengembangan kewirausahaan yang dilakukan dua lembaga tersebut untuk pekerja migran di Singapura. Program yang dirancang Development Group bertujuan mengembangkan 3C: Competence, Confidence, Connected. Dengan modal ini diharapkan PMI siap memasuki dunia wirausaha. Sementara itu HOME sendiri telah mengembangkan sekitar 16 kursus dengan ratusan lulusan setiap tahunnya.

Sepanjang seminar para partisipan aktif berbagi tentang  bisnis apa yang telah atau akan mereka lakukan di kota asalnya. Mereka berasal dari sejumlah kota di Jawa, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Mereka berharap seminar seperti ini rutin digelar akan menambah wawasan kewirausahaan. Mereka berharapa seminar berikutnya membahas strategi pendanaan dan pemasaran.

Tag: Wirausaha, Imigran

Penulis: Ning Rahayu

Editor: Kumairoh

Foto: Ning Rahayu